Jakarta (Kemenag) --- Beberapa Manuskrip Al-Qur'an dari Masa Sahabat Nabi Saw, abad pertama Hijriah, dalam edisi faksimili koleksi Bayt Al-Qur'an & Museum Istiqlal (BQMI) dipamerkan di Gedung Nusantara 2 DPR RI. BQMI turut memeriahkan gelaran Pameran Bersama Museum-museum se-Indonesia pada Peringatan Hari Museum Indonesia (Harmusindo).
Pameran berlangsung selama dua hari, 12-13 Oktober 2023. Acara ini dibuka oleh Wakil Ketua DPR RI Bidang Korinbang, Rachmat Gobel. Dia mengatakan, Indonesia harus memiliki museum-museum seperti di negara-negara maju. Bahkan, lanjutnya, Indonesia bisa seperti Washington DC yang menjadi kota dengan banyak museum.
Pada pameran ini, BQMI mengangkat tema Mukjizat Al-Qur'an. Melalui tema tersebut, BQMI ingin menjelaskan kepada pengunjung bagaimana cara penjagaan Al-Qur'an selama lebih dari 1400 tahun lamanya.
"Al-Qur'an disalin secara manual dari generasi ke generasi hingga abad ini, namun isinya tetap sama," terang penanggung jawab tim BQMI, Saefuddin Elmi Al Hafidz di Jakarta, Jumat (13/10/2023).
Ada beberapa aspek yang mengalami perubahan dan perkembangan. Misalnya, tanda baca, bentuk kaligrafi, iluminasi, dan media yang digunakan. Namun, secara bacaan tetap sama.
"Demikian cara Allah menjaga kitab suci Al-Qur'an, selain terekam dalam manuskrip yang tertulis, Al-Qur'an terus menerus dan secara turun temurun secara mutawatir terekam dalam hafalan umat Islam yang jumlahnya terus bertambah," sebutnya.
Berdasarkan riwayat, jelas Saefuddin, terdapat lebih dari 30.000 sahabat yang hafal Al-Qur'an pada saat Nabi Saw wafat. Jumlah tersebut selalu meningkat berlipat-lipat dari satu periode ke periode berikutnya.
"Inilah bukti Mukjizat Al-Qur'an, Allah menjamin kesuciannya dari segala macam perubahan, pemalsuan, dan kemusnahan. Hal ini sebagaimana dijelaskan dalam ayat 9 Surah al-Hijr," tandasnya. [Sy]