Nasional

INCRE 2019 Bahas 80 Makalah tentang Agama dan Pendidikan

Foto (Rusydi)

Foto (Rusydi)

Bintaro (Kemenag) --- Balitbang Diklat Kemenag menggelar International Conference on Religion and Education (INCRE). Gelaran perdana ini berlangsung di Bintaro, Tangerang, 8-10 Oktober 2019, dan dibuka oleh Menag Lukman Hakim Saifuddin.

Kepala Balitbang Diklat Kemenag Abd Rahman Mas'ud mengatakan bahwa INCRE 2019 membahas tema seputar agama dan pendidikan. "Total akan ada presentasi 80 makalah terpilih dari kegiatan call for paper," ujarnya di Bintaro, Selasa (08/10).

Menurutnya, INCRE 2019 akan dibagi dalam beberapa plenary session. Sejumlah narasumber yang hadir, antara lain: Prof Dr. Norafan bin Haji Zaenal (Brunei Darussalam), Prof. Dr. Norhazlinda binti Kamaruddin (UiTM Malaysia) Prof. Dr. Azyumardi Azra, MA (Guru Besar UIN Jakarta). "Hadir juga narasumber dari 10 Negara ASEAN, yaitu:Indonesia, Malaysia, Singapura, Thailand, Vietnam, Kamboja, Brunei, Timor Leste dan Philipina," tuturnya.

INCRE 2019 akan mempertemukan para tokoh agama dan pakar pendidikan dunia. Menurut Abd Rahman Mas'ud, ada tiga tujuan dari pertemuan ini. Pertama, menguatkan sikap moderasi beragama sesama negara ASEAN melalui pendidikan agama.

Kedua, merumuskan pemikiran tentang agama dan pendidikan agama yang mampu merespon tantangan dunia kotemporer. "Tujuan ketiga, mendialogkan berbagai pemikiran agama dan pendidikan agama dalam menjawab permasalahan kekinian," tandasnya.

Meski INCRE 2019 adalah gelaran perdana, lanjut Mas'ud, ada proses panjang yang melatarinya. Sejak 2010, Balitbang Diklat Kemenag menggelar pertemuan tingkat nasional guna membahas beberapa permasalahan seperti pendidikan, hisab rukyat, masalah haji, produk halal dan ekonomi umat. Pertemuan ini dikenal dengan “Halaqah Ulama Nasional”.

Tahun 2015, bersamaan dengan pemberlakukan Mayarakat Ekonomi ASEAN (MEA), kegiatan ini diperluas menjadi “Halaqah Ulama ASEAN”. Hadir sejumlah tokoh, di antaranya: Dr Norarfan (Brunei), Dr. Ahmad Kamil (Thailand), Dr. Ibrahim (Philipina), Dr. Khoirudin Al Juneid (Singapura), Dr. Farid Hosen (Kamboja) dan Mr. Than Than (Vietnam).

“Saat itu berbagai gagasan dibangun seperti gagasan pengarusutamaan model Islam moderat dalam lingkup ASEAN,” tuturnya.

Tahun 2016, di buka Halaqah Ulama ASEAN di Bogor. Halaqah menghasilkan gagasan untuk membangun komunikasi dan kerjasama lintas agama dalam memajukan pendidikan dan peradaban bersama.

Nasional Lainnya Lihat Semua

Berita Lainnya Lihat Semua