Nasional

Indonesia-Sudah Perkuat Kerjasama Bidang Keagamaan

Jakarta (Pinmas) - Pemerintah Indonesia melalui KementErian Agama RI dan Pemerintah Republik Sudan melalui KementErian Luar Negeri Sudan, perkuat jalinan kerjasama bidang keagamaan dan pendidikan Islam. Silaturrahim itu digelar di kediaman dinas Menag Suryadharma Ali, Widyacandra, Kuningan, Jakarta Selatan, Jum`at, (24/2) malam. Menteri Agama Suryadharma Ali didampingi Sekjen Kemenag Bahrul Hayat, Dirjen Pendis Nur Syam, Direktur Pendidikan Tinggi Agama Islam Dede Rosyada dan pejabat Kemenag lainnya. Dan delegasi dari Menlu Sudan diantaranya, Ali Ahmed Karti (Minister of Foreign Affaairs of The Republic of Sudan), Ahmed Yousif (Director of Foreign Minister Office), Sawsan Abdulmajid (Director of Asian Affairs Departement), Ibrahim Bushra M Ali (Ambassador of the Republic Sudan in Indonesia), Salih Mohammed Ahmed (Minister Plenipotentiary, Embassy of Sudan in Indonesia), dan Tarig Ahmed Salih (Second Secretary, Embassy of Sudan in Indonesia).

Kedua KementErian sepakat akan menjalin kerjasama bilateral dalam bidang keagamaan, pendidikan Islam dan ekonomi Islam (pemberdayaan zakat, wakaf). Namun, teknis pelaksanaan kerjasama dari kedua kementErian masih ingin diperdalam dengan agenda dan program kerjasama, untuk lebih dimatangkan kembali. “Pada prinsipnya kami sepakat untuk menjalin kerjasama ini,” ujar Menteri Agama Suryadharma Ali dihadapan para delegasi Menlu Sudan. Menurut Menag, antara Indonesia dan Sudan banyak kesamaan, sedikit perbedaannya, kesamaan itu baik dari segi umat beragama maupun non beragama. Begitu juga model pendidikan dan praktik kependidikannya. Untuk itulah, sangat pantas jika kerjasama bisa terjalin dan bersama-sama membangun kekuatan umat Islam dengan pendidikan dan perekonomian.

"Kerjasama ini sangat penting sekali dilakukan," terangnya. Sebenarnya kata Menag, pada 2001 antara pemerintah Indonesia dan Sudan sudah pernah melakukan MoU tentang pendidikan dan keagamaan, maka dari itulah pertemuan hari ini penting sekali dilakukan, karena untuk memperkuat jalinan kerjasama yang pernah dilakukan. Kendati masih ada kekurangan dan perlu kajian ulang. "Syukur-syukur kerjasama ini bisa bertambah program dan lebih baik kedepannya," ungkap Menag. Menag berharap, pertemuan hari ini ada tindak lanjutnya, ada kesepakata dan keputusan bersama melalui penandatanganan naskah perjanjian (MoU). Karena selain berpotensi besar, persatuan antar sesama negara Islam harus dipelihara dan dikembangkan. "Dengan kerjasama ini, mudah-mudahan kedua negara kedepan akan lebih baik," harap Menag. Sementara itu, delegasi Menlu Sudan Ali Ahmed Karti menyambut baik kesepakatan dan usulan tersebut. Untuk itulah, pihaknya akan melaporkan hasil pertemuan, dan akan segera menindaklanjutinya. "Kami merespon baik hasil pertemuan malam ini, dan akan segera kami realisasikan setelah kami mendalami lagi," ujarnya.

Kendati sepakat dengan Kemenag RI, pihak Sudan masih akan mempelajari dan mendalami bentuk program kerjasama yang selanjutnya akan dilakukahan MoU. Begitu juga dengan tambahan kerjasama, seperti masalah haji, ekonomi Islam (wakaf dan zakat) dan lainnya. "Sekali lagi kami mengucapkan terimakasih dan isya Allah bermanfaat," pungkasnya. Pendidikan Islam Disisi lain, Direktorat Jenderal Pendidikan Islam terus melangkah lakukan perbaikan-perbaikan melalui pengembangan dan penguatan program pendidikan Islam. Seperti menstadarisasi akademisi melalui akreditasi dan peningkatan mutu kualitas PTAIS/PTAIN. "Untuk memberikan pengakuan Perguruan Tinggi Islam, maka akreditasi penting sekali dilakukan," ujar Dirjen Pendis Nur Syam.

Dirjen Pendis yakin, dengan diberlakukannya sistem akreditasi, kedepan perguruan tinggi Islam di Indonesia, mutu dan kualitasnya akan lebih baik, misalnya kalau semua perguruan tinggi Islam akreditasinya A-B, menandakan kekokohan dan kualitas perguruan tinggi sangat baik. "Makanya kami akan terus berusaha dengan membentuk tim khusus untuk selalu mendampingi perguruan tinggi Islam yang kesulitan mendapatkan akreditasi," tegas Rektor IAIN Sunan Ampel Surabaya ini. Ditambahkan Direktur Perguruan Tinggi Agama Islam Dede Rosyada, ada beberapa hal yang harus diperhatikan oleh PTAI di Indonesia. Pertama, agar PTAI selalu menjaga pelayanan dan memperluas informasi kepada masyarakat, tujuannya agar masyarakat masuk pada PTAI.

Kedua, agar masyarakat lebih percaya, pelayanan kepada mahasiswa lebih ditingkatkan. "Seperti, kurikulum disesuaikan dengan kord prodi, peningkatan mutu keilmuan dosen. Bahkan dosen kita berikan beasiswa ke perguruan tinggi yang lebih baik, atau beasiswa keluar negeri, seperti, Al Azhar, Umul Quro,dan lainnya," jelasnya. Dede Rosyada optimis, Pendidikan Islam di Indonesia kedepan akan lebih maju dan berkembang, jika memang kemajuan itu dibangun dengan kemampuan iman dan imtaq, kedewasaan berfikir, kreatif, inovatif, dan mempunyai komitmen ketaqwaan yang kuat. "Karena melalui ketaqwaan inilah, menjadi kontrol kepercayaan (trus) masyarakat kepada bangsa kita," pungkasnya. (Huda/Dumas).

Nasional Lainnya Lihat Semua

Berita Lainnya Lihat Semua