Nasional

Ini Kesan Menag Terhadap KH Abdul Wahab Chasbullah

Menag Lukman Hakim Saifuddin saat memberikan sambutan pada acara haul ke 46 KH Abdul Wahab Chasbullah di Ponpes Tambakberas, Jombang, Jatim, Jumat (4/

Menag Lukman Hakim Saifuddin saat memberikan sambutan pada acara haul ke 46 KH Abdul Wahab Chasbullah di Ponpes Tambakberas, Jombang, Jatim, Jumat (4/

Jombang (Kemenag) - Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin menghadiri Haul ke 46 KH Abdul Wahab Chasbullah di Pondok Pesantren Tambakberas, Jombang, Jawa Timur, Jumat (4/8) malam. Dalam kesempatan tersebut Menag menyampaikan 3 kesan atas sosok KH Abdul Wahab Hasbullah, walau tidak menapikan masih banyak kesan-kesan lain dalam melihat kiprahnya, sebab beliau adalah orang besar anak negeri ini.

Pertama, KH Abdul Wahab Chasbullah adalah kyai yang berwawasan sangat luas, sangat memegang tradisi, memiliki kelenturan cara berfikir, sehingga kita banyak menemukan terobosan-terobosan baru pemikiran beliau. Misal, Menag mencontohkan, munculnya tradisi halal bil halal.

“Itu ide besar beliau, dimana ketika itu negeri ini sangat genting, untuk meredam kegentingan saat itu, KH Abdul Wahab Chasbullah mengusulkan acara halal bil halal, dengan memanfaatkan hari raya idul fitri, semua orang saling menghalalkan, saling memaafkan, dan hingga kini masih kita lakukan”, ujar Menag.

Selain itu, terkait ilmu Kurban, ketika seekor sapi itu diperuntukkan kepada 7 orang, KH Abdul Wahab Chasbullah memiliki pemikiran dan gagasan, dengan menambah 1 ekor kambing untuk tambahan kurban 1 orang anak lagi.

“Itu pemikiran yang sangat luas, ini kreatif, tidak kaku, tidak monoton, tapi out of the box”, kata Menag.

Selain itu, bagi Menag Lukman, KH Abdul Wahab Chasbullah juga merupakan sosok politisi ulung. Saat itu, Nasakom (Nasional Komunis), tidak mungkin dapat disatukan, tapi mbah Wahab dengan wawasannya yang luas, justru memiliki pemikitan bahwa disinilah agama ikut membentengi negara (pemerintah).

Kesan kedua, KH Abdul Wahab Chasbullah adalah kyai yang berkemampuan mengorganisir para ulama, dengan menyatukan kekuatan dalam bentuk organisasi. KH Abdul Wahab Chasbullah banyak mendirikan organisasi-organisasi seperti ; mendirikan hubbul wathan, subbanul wathan, dan masih banyak lagi.

"Itu semua dilakukan Almarhum agar organisasi dapat bersatu, dan bersinergi dengan baik," ucap Menag.

Kesan ketiga, cintanya kepada tanah air. Kita bisa lihat rekam jejak almarhum. Benang hijau dan intinya adalah semua kiprah almarhum porosnya karena cinta kepada tanah air sangat luar biasa. Komite hijaz yang dibentuk beliau, dan lahirnya NU, tidak semata membentengi ahlul sunnah waljamaah, tapi karena cintanya kepada tanah air.

“Nilai-nilai agama hanya bisa membumi, ketika menyatu dengan tradisi, itu juga yang dilakukan wali songo”, ujar Menag.

Menag dalam kesempatan mengusulkan Almarhum KH Abdul Wahab Chasbullah selain sebagai pahlawan nasional, kiranya bisa disebut sebagai bapak pencinta tanah air.

“Dengan segala kerendah hatian, saya ingin mengusulkan bagi mbah Wahab selain sebagai pahlawan nasional beliau adalah bapak pencinta tanah air,” kata Menag Lukman

Hadri mendampingi Menag, Kepala Biro Humas dan Data Informasi Mastuki, Karo Umum Syafrizal, Staff Khusus Hadi Rahman dan Gugus Waskito, Kakanwil Jatim Syamsul Bahri.

Nasional Lainnya Lihat Semua

Berita Lainnya Lihat Semua