Nasional

Ini Terobosan Kemenag dalam Pelayanan Haji 1439H/2018M

Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah Nizar Ali (batik). (foto: mch)

Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah Nizar Ali (batik). (foto: mch)

Jakarta (Kemenag) --- Kementerian Agama terus berupaya meningkatkan kualitas layanan bagi jemaah haji Indonesia. Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah Nizar Ali mengaku ada sejumlah terobosan yang dilakukan pihaknya untuk terus memperbaiki layanan haji.

Terobosan itu dijelaskan Nizar Ali di hadapan 780 peserta pelatihan Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi di asrama haji Pondok Gede. Pertama, rekrutmen petugas berbasis secara computer assisted test (CAT). Selain untuk transparansi, terobosan ini diharapkan dapat memilih petugas haji yang profesional dan siap melayani jemaah haji.

Terosan kedua, menambah toilet portable di Mina. Selama ini, antrian panjang di toilet Mina menjadi salah satu yang dikeluhkan oleh jemaah. “Kita bisa bayangkan jika jumlah toilet tidak ditambah, sementara jumlah jemaah kita (sejak tahun lalu) bertambah 51ribu orang (paska kembali normalnya kuota haji),” kata Nizar di Jakarta, Minggu (27/05).

Terobosan ketiga terkat tas dan koper jemaah. Tahun ini, jemaah mendapatkan tas kabin berupa koper sehingga diharapkan akan memudahkan mobilitas mereka. Tahun-tahun sebelumnya, tas kabin diberikan dalam bentuk tas tenteng.

“Semula tas kabin bentuknya tas tenteng yang pasti merepotkan jemaah, tahun ini kita ganti tas kabin berbentuk tas koper dorong,” terang Nizar yang juga guru besar Ilmu Hadits UIN Sunan Kalijaga ini.

Keempat, terobosan yang dilakukannya adalah pelimpahan porsi. Mulai tahun ini, calon jemaah yang meninggal setelah adanya penetapan keberangkatan yang dikeluarkan Ditjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah pada 12 Maret 2018, boleh diganti anggota keluarganya.

Terobosan kelima, lanjut Nizar, pemeriksaan biometrik dan sidik jari di 13 embarkasi Tanah Air. Selama ini, pemeriksaan biometrik dan sidik jari dilakukan saat jemaah tiba di Bandara Arab Saudi, baik Jeddah maupun Madinah. Akibatnya, antrian di bandara menjadi sangat panjang dan lama, sementara kondisi jemaah lelah usai melakukan penerbangan dari Indonesia.

“Ini sangat memangkas waktu pemeriksaan yang biasanya baru selesai 4 sampai 5 jam, kini hanya perlu 2 jam,” ungkap Nizar.

“Bahkan, khusus tahun ini, untuk jemaah yang berangkat dari embarkasi Jakarta dan Surabaya, begitu mendarat di bandara Arab Saudi bisa langsung masuk bus,” sambungnya.

Mulai tahun ini, layanan katering bagi jemaah haji Indonesia selama di Makkah juga akan ditambah. Kalau tahun lalu hanya 15 kali makan, tahun ini bertambah menjadi 40 kali makan.

Nizar berharap sejumlah terobosan yang dilakukan Kementerian Agama ini akan berdampak langsung pada peningkatan kualitas layanan kepada jemaah. Dengan demikian, kepuasan jemaah terhadap layanan haji juga akan meningkat.

Hasil survei indeks kepuasan pelayanan haji dari tahun ke tahun terus meningkat. Tahun 2014, indeks kepuasan mencapai 81,52. Angka ini naik menjadi 82,67 di 2015, 83,83 di 2016, dan pada 2017 mencapai 84,85. Tahun ini ditargetkan naik 0,15 sehingga mencapai 85 atau masuk kategori sangat memuaskan. (bap)

Tags:

Nasional Lainnya Lihat Semua

Berita Lainnya Lihat Semua