Nasional

Jamaah Haji Indonesia Masih Ada yang Kena Pungli

Madinah (Pinmas) --- Pungutan liar kepada jamaah haji Indonesia selama di Arab Saudi masih saja terjadi. Hal tersebut umumnya terjadi pada berbagai aspek, terutama pada sektor transportasi. Salah satunya dialami 363 jamaah haji kloter 8 embarkasi Palembang (PLM8).

"Kemarin, setelah menyelesaikan tawaf wada, saya ditelepon ketua maktab, namanya Muhammad Zaki Damanhuri. Ia mengatakan bahwa kami akan diberangkatkan ke Madinah dengan menggunakan bus keluaran baru. Namun, bus itu hanya memiliki bagasi di bagian bawah dengan kapasitas 25-30 koper. Sementara kan satu bus itu memuat hingga 50 orang. Oleh karena itu, maktab akan menyewa truk untuk membawa koper-koper jamaah yang tak bisa dimuat bus. Untuk itu, pihak maktab meminta tambahan biaya. Setiap jamaah dipungut 5 riyal," ujar Ketua Kloter PLM8 Syarif Husain kepada wartawan di tempat kloternya menginap selama di Madinah, Hotel Albadi' Ilyas, Senin (28/10).

"Kami baru tiba di Madinah, pagi ini, diangkut perusahaan bus Tabarak".

Sempat bingung, akhirnya sebelum menyampaikan hal tersebut pada jamaah yang dipimpinnya, Syarif pun berkonsultasi dengan petugas di Sektor 8 Bakhutmah, Makkah. Hasilnya, dengan berbagai pertimbangan, akhirnya setiap jamaah tetap dipungut 5 riyal.

"Namun, sebelum uang itu diberikan kepada ketua maktab. Ada seorang petugas bimbingan ibadah di sektor, saya lupa namanya, meminta saya bernegosiasi kembali dengan pihak maktab. Ternyata, negosiasi berhasil. Maktab hanya memungut 3 riyal untuk setiap jamaah. Uang jamaah yang 2 riyal itu sudah saya kembalikan," katanya.

Ternyata, sambung Syarif, kejadian pungutan tambahan itu bukan hanya dialami kloter yang ia pimpin tapi juga oleh kloter lain. Salah satu rekannya yang juga menjadi pemimpin kloter menelepon padanya mengenai praktik tersebut.

"Pihak maktab malah meminta tambahan biaya transportasi sebesar 7 riyal per jamaah. Nah, untukkejadian yang menimpa kami, saya sudah buatkan kronologi kejadian dan sudah diserahkan kepada petugas sektor," ujarnya.

Kepala Sektor II Daerah Kerja Madinah EA Chuzaemi Abidin mengonfirmasi hal itu. Ia pun mengaku sudah menerima laporan kronologi kejadi yang dimaksudkan Syarif. "Kami sudah terima dan akan diteruskan ke Kantor Daerah Kerja," ucapnya.

Terkait pungutan liar tersebut, Chuzaemi juga mengakui hal itu kerap terjadi pula di sektor yang ia pimpin. Umumnya dilakukan para pekerja pengangkut koper-koper jamaah dari atau ke dalam bus.

"Mereka akan mendatangi ketua kloter atau rombongan dan meminta baksis (uang tip). Enggak jarang petugas kita mesti berdebat dengan mereka," tutur Chuzaemi sambil menunjuk salah satu petugas yang ia kemduian sering disebutnya berdebat dengan para pekerja pengangkut barang.

"Sampai saya ancam akan menelepon kementerian haji, baru mereka mau kerja," sambung Jamal.

Dalam pertemuan dengan para wartawan pada 28 September lalu, Ketua lembaga yang melayani jamaah selama di Madinah, Muassasah Ahliyyah Adilla, As'ad Ismail Masluh, menegaskan para sopir bus dan pekerja yang melayani jamaah haji tidak usah diberi tip lagi. Kalaupun ada yang kemudian memungut tip, ia meminta hal tersebut dilaporkan ke pihaknya.

Jangan Beri Tip

Sebelumnya, Kepala Daerah Kerja (Daker) Makkah, Arsyad Hidayat, sudah mengeluarkan imbauan kepada jamaah, khususnya yang melakukan perjalanan dari Makkah menuju bandara di Jeddah untuk pulang ke Tanah Air agar tidak memberi tip kepada sopir bus yang mengantar mereka.

“Sudah diinstruksikan kepada perusahaan-perusahaan angkutan untuk menjaga jamaah dari permintaan-permintaan itu,” kata Arsyad Hidayat di Makkah, Kamis (24/10).

Menurut Arsyad, instruksi itu keluar setelah pihaknya mendapat laporan dari lembaga-lembaga pengawas bahwa pada periode pra wukuf ada sopir yang minta tip dari jamaah saat perjalanan dari Madinah ke Makkah.

“Kita berupaya supaya jamaah tidak terganggu oleh permintaan-permintaan seperti itu. Kalau dalam pelaksanaannya mereka melakukan pelanggaran, laporkan ke nomor yang tertera di bus masing-masing,” kata Arsyad.

Bahkan, pada setiap bus yang mengantar jamaah ditempeli pengumuman agar jamaah tidak memberi tip kepada sopir. Pada pengumuman tersebut tertera juga nomor telepon perusahaan angkutan yang bisa dilapori jika sopir nakal. (kid/mi/mkd)

Tags:

Nasional Lainnya Lihat Semua

Berita Lainnya Lihat Semua