Nasional

Kanderon, Daya Tarik Stand Mathla’ul Anwar di IIEE 2017

Para tamu kunjungi stand pameran Mathla'ul Anwar pada ajang IIEE 2017 di ICE BSD City, Serpong. (foto: MA)

Para tamu kunjungi stand pameran Mathla'ul Anwar pada ajang IIEE 2017 di ICE BSD City, Serpong. (foto: MA)

Serpong (Kemenag) --- Mathla’ul Anwar turut berpartisipasi dalam ajang International Islamic Education Expo (IIEE) 2017, yang diselenggarakan oleh Kementrian Agama Republik Indonesia.

IIEE yang berlangsung dari 21-24 November 2017 di ICE BSD Serpong ini mengusung tema “Islam untuk Perdamaian Dunia”. Event ini dimeriahkan berbagai peserta pameran, baik Organisasi Masyarakat, Lembaga Pendidikan Islam, maupun Organisasi Mitra Kementerian Agama.

Dosen Universitas Mathla’ul Anwar (UNMA) Pandeglang Mohammad Zen mengatakan sebagai Organisasi Masyarakat, Mathla’ul Anwar (MA) ikut berpartisipasi dalam hajatan tahunan Kementerian Agama. Kegiatan ini bertujuan memperkenalkan profil Mathla’ul Anwar secara keseluruhan, memperkenalkan lembaga pendidikan di bawah Mathla’ul Anwar, menampilkan kreativitas dan produk siswa, serta menampilkan produk usaha MA.

Stand pameran MA, sejak awal dibuka, terus dipadati pengunjung. Menurut Zen, daya tarik stand MA terletak pada souvenir pameran berupa goody bag “kanderon”; buah tangan asli Banten ini terbuat dari daun pinang. Tas ini menurut pengunjung terlihat unik, khususnya bagi pengunjung yang berasal dari luar banten.

Selain itu, lanjut Zen, ada juga produk pameran lainnya yang semuanya hand made. Ada gula merah, sabun cuci piring, pupuk organik, dan gelas dari bambu. Bahkan, sabun cuci piring langsung habis 40 botol (150 ml) dalam 2 jam sejak stand dibuka.

Stand pameran MA juga mendisplay karya literasi penerbitan buku. Buku profil MA yang include dengan souvenir tas “kanderon” dan literasi hasil karya siswa yaitu antologi cerpen “UNLOGIC” menjadi daya tarik lainnya.

Para pengunjung juga disuguhi penampilan seni berupa rampak bedug dan seni beluk. Kalau seni rampak bedug masih sering dipertunjukan, berbeda dengan seni beluk atau barzanji. Kesenian ini hampir punah karena ditinggalkan generasi muda.

“Saya penasaran untuk mengunjungi MA karena ingin tahu MA, dan saya lihat di sini banyak produk hasil buatan tangan, dan itu menarik,” ucap Saifullah dari IAIN Gorontalo saat berkinjung ke stan MA, Rabu (22/11).

Selama beberapa hari ke depan, stand MA diharapkan bisa memberikan informasi dan pelayanan yang baik kepada pengunjung, dan menjalin silaturahmi keislaman untuk Islam Rahmatan Lil ‘Alamin. (NE)

Tags:

Nasional Lainnya Lihat Semua

Berita Lainnya Lihat Semua