Nasional

Kemenag Jabar Libatkan Penyuluh Mitigasi Penanggulangan Bencana Alam

Kakanwil Kemenag Jabar Adib. (foto: daniel)

Kakanwil Kemenag Jabar Adib. (foto: daniel)

Bandung (Kemenag) --- Tujuh Kab/Kota di Jawa Barat dilanda banjir. Ketujuh daerah itu adalah Kab Indramayu, Bekasi, Majalengka, Karawang, Subang, Bogor, dan Kota Bekasi.

Kepala Kanwil Kemenag Jabar Adib mengatakan bahwa pihaknya telah melakukan pendataan fasilitas keagamaan, pendidikan dan KUA yang terdampak bencana. Kanwil Jabar juga mengerahkan penyuluh Agama, baik honorer maupun PNS, untuk ikut melakukan mitigasi penanganan bencana alam.

“Kita punya penyuluh honorer dan penyuluh PNS dengan jumlah hampir 6.000. Secara berkala, mereka diberikan muatan-muatan untuk kepenyuluhan sesuai dengan tantangan dan kondisi di lapangan seperti moderasi beragama, vaksinasi Covid 19, dan penanggulangan bencana,” jelas Adib saat mendampingi kunjungan kerja Komisi VIII DPR RI ke Jawa Barat pada masa reses III tahun Sidang 2020 – 2021, di Gedung Sate, Bandung, Senin (15/2/2021).

Adib menambahkan bahwa saat ini Madrasah Tsanawiyah (MTs) di Kertajati sudah dijadikan tempat pengungsian oleh warga yang terdampak banjir sehingga dapat membantu meringankan tim dalam mengevakuasi warga.

Kunjungan Komisi VIII DPR ini diterima oleh Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil. Kepada para wakil rakyat, Kang Emil menyampaikan laporan atas perkembangan vaksinasi Covid-19 dan penanganan bencana alam di Jawa Barat.

Ridwan mengatakan, tingkat kedisiplinan masyarakat dalam pencegahan Covid-19 cukup baik. "PPKM akan kita evaluasi, dengan statistik yang membaik akan kita berlakukan kelonggaran, masyarakat akan tetap produktif tapi tetap dengan protokol 5M,” jelas Ridwan.

Ketua Tim Kunjungan Kerja Reses Komisi VIII DPR RI ke Jawa Barat TB. Ace Hasan Syadzily mengatakan, tujuan kunker adalah memastikan kebijakan bidang tugas Kementerian Agama, Kementerian Sosial, Kementerian Pemberdayaan Perempuan, Baznas, dan BNPB dalam proses penanganan Covid 19 dan penanganan bencana alam di Jawa Barat sudah sesuai dengan aturan perundang undangan yang berlaku.

“Tadi kita mendengar masukan bahwa penanganan bencana di Jawa Barat hendaknya melibatkan unsur madrasah dan pondok pesantren agar dapat membantu evakuasi warga di lokasi bencana,” tutur Ace.

Lebih lanjut, Ace mengharapkan bahwa penyuluh agama dapat melakukan mitigasi bencana, sehingga masyarakat yang terdampak dapat lebih waspada. Warga juga bisa mendapatkan siraman rohani sebagai “nutrisi” jiwa pada saat mengalami bencana.

Tampak hadir dalam acara Kunker DPR RI di Jawa Barat Plt Sesditjen Pendis Rahmat Mulyana, Direktur Penais Bimas Islam Ahmad Juraidi dan Badan Pelaksana Dewan Kemaslahatan BPKH Rahmat Hidayat.

Nasional Lainnya Lihat Semua

Berita Lainnya Lihat Semua