Nasional

Kemenag Jajaki Digitalisasi Penyaluran Beasiswa Madrasah dan Pesantren

Menag dan jajaran menyimak paparan Dirut LinkAja Haryati Lawidjaja (Foto:Rikie)

Menag dan jajaran menyimak paparan Dirut LinkAja Haryati Lawidjaja (Foto:Rikie)

Jakarta (Kemenag) --- Kementerian Agama menjajaki rencana penyaluran beasiswa madrasah dan pesantren menggunakan aplikasi dompet digital. Peluang ini disampaikan Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas saat menerima audiensi Direktur Utama PT Fintek Karya Nusantara Haryati Lawidjaja di Kantor Kementerian Agama, Jalan Lapangan Banteng, Jakarta.

Menurut Menag Yaqut, rencana ini menjadi bagian dari upaya perbaikan birokrasi dalam layanan pendidikan keagamaan yang dilakukan Kemenag. Ia berharap dengan menggandeng perusahaan penyedia layanan dompet digital dapat membantu meningkatkan transparansi pengelolaan dana layanan pendidikan keagamaan.

Namun, lanjut Menag, rencana ini baru dapat dilakukan secara bertahap, mengingat masih ada sebagian madrasah dan pesantren di Indonesia yang berada di area blank spot. “Sebagian madrasah dan pesantren di bawah Kemenag itu berada pada blank spot atau daerah yang tidak tercover signal komunikasi. Mungkin secara bertahap bisa dilaksanakan di daerah yang bukan blank spot," kata Menag Yaqut, Kamis (11/02).

Sementara dalam paparannya, Direktur Utama PT Fintek Karya Nusantara Haryati Lawidjaja menguraikan, penggunaan dompet digital dalam penyaluran beasiswa memiliki beberapa keunggulan. "Diantaranya lebih aman kepada penerima manfaat, transaksi mudah hingga tersedianya layanan syariah. Sementara keunggulan bagi pemerintah yaitu instan delivery, tidak ada biaya distribusi, tepat sasaran dan jumlah serta transparansi," ujar Hariyati.

Haryati menambahkan, perusahaan pemilik merek dompet digital LinkAja ini memiliki misi mendukung upaya pemerintah dalam meningkatkan inklusi keuangan dan ekonomi Indonesia. Ini menurutunya sejalan dengan prioritas pembangunan nasional yang tertuang dalam Perpres 63 tahun 2017 yaitu mewujudkan sistem distribusi sosial yang lebih efisien dan meningkatkan keuangan inklusif serta Perpres 18 tahun 2020 atau RPJMN 2020 -2024 dalam digitalisasi dan integrasi bantuan sosial dan subsidi untuk meningkatkan akuntabilitas dan transparansi.

Ia menambahkan untuk opsi penyaluran beasiswa peserta didik madrasah dan pesantren yaitu dengan melakukan sosialisasi kepada penerima manfaat, mengirimkan pemberitahuan dan juknis kepada madrasah.

"Begitu juga dengan menyiapkan daftar penerima termasuk data nama orangtua, nama santri, nomor hp orangtua dan nominal bantuan. Aplikasi ini akan dilengkapi dengan teknologi versfikasi atau face recognition agar bantuan tepat sasaran," katanya.

LinkAja merupakan layanan keuangan elektronik kolaborasi berbagai jenis usaha BUMN yakni Himbara (BNI, BRI, BTN, Mandiri), Telkomsel, Pertamina, dan Jiwasraya. Dengan demikian, layanan LinkAja menggantikan fungsi dari layanan keuangan elektronik TCASH milik PT Telekomunikasi Seluler (Telkomsel).

Nasional Lainnya Lihat Semua

Berita Lainnya Lihat Semua