Nasional

Kemenag: Penundaan UN Karena Force Majeur

Jakarta (Pinmas) - Terjadinya penundaan sebagian peserta Ujian Nasional (UN) di 11 provinsi disebabkan "force majeur", yaitu peristiwa di luar kemampuan dan tidak dapat dihindarkan sehingga suatu kegiatan tidak dapat dilaksanakan atau tidak dapat dilaksanakan sesuai rencana. Sepanjang sejarah UN baru kali ini terjadi di sebagian provinsi mengalami penundaan, kata Kepala Biro Perencanaan Kementerian Agama (Kemenag) Syamsuddin didampingi Direktur Pondok Pesantren Ace Saefuddin, ketika meninjau pelaksanaan UN di Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 13, Jalan Syukur Lenteng Agung, Jakarta Selatan, Senin.

"Itu kejadian force majeur". Dan sebagai manusia hanya mampu berusaha. Itu kehendak Yang Maha Kuasa," kata Syamsuddin yang kemudian dibenarkan Ace Saefuddin. Tapi, alasan itu bukan bermaksud untuk berlindung, justru dijadikan pembelajaran dan melakukan pembenahan ke dalam. Rencananya UN tahun ajaran 2012/2013 akan diikuti oleh 1.659.717 siswa madrasah yang terdiri dari: 484.230 siswa MI, 829.884 siswa MTs, dan 345.603 siswa MA. Untuk siswa MA, terbagi dalam jurusan IPA: 103.835 siswa, IPS: 214.946 siswa, Bahasa: 9.460 siswa, dan Keagamaan: 17.362 siswa, jelas Zubaidi.

UN siswa madrasah dilaksanakan berbarengan dengan UN siswa sekolah. “Untuk UN siswa MA akan dilaksanakan pada Senin yang akan datang, 15 - 18 April 2013. Adapun ujian susulannya dijadwalkan pada 22 - 25 April 2013, kata Kepala Pusat Informasi dan Humas, Zubaidi. Menurut catatan dari Dirjen Pendidikan Islam, siswa Madrasah Aliyah yang tak bisa ikut UN dari 11 provinsi sebanyak 57.164 siswa. Rinciannya Kalsel (7.9420, Kaltim (2.427), Sulut (1.244), Sulteng (4.420), Sultra (4.145), Sulbar (2.015), Gorontalo (1.080), Bali (913), NTB (17.010), NTT (1.865). Dalam prespektif agama, orang hanya bisa merencanakan tetapi Tuhan yang menentukan. Tapi hal ini jelas peristiwa ini akan menjadi stigma negatif. Karena itu ia mengajak untuk memperkuat kesabaran dan menerima dengan ikhlas.

Alasan itu tidak bermaksud memberi toleransi terhadap kesalahan, tetapi harus dihadapi dengan kekuatan bahwa jajaran penyelenggara pendidikan tengah menghadapi cobaan dan ujian pula. Tentu saja kejadian ini akan menimbulkan perasaan tak puas di sebagian orangtua, siswa dan pemerhati pendidikan. Sebab, penundaan UN membawa efek psikologis bagi anak. Untuk itu, Ace Saefuddin pun mengimbau agar kejadian ini diambil hikmahnya. Tentu bagi siswa yang belum punya persiapan maksimal, dapat meningkatkan lagi persiapannya. Baik Direktur Pondok Pesantren Ace Saefuddin maupun Syamsuddin sependapat bahwa dalam lima tahun terakhir angka kelulusan madrasah tsanawiyah lebih tinggi dari sekolah menengah pertama (SMP). Namun untuk tingkat aliyah pada lima tahun terakhir angka kelulusannya sudah mendekati SMA.

Pada 2012 angka kelulusan aliyah sudah mendekati SMA. Hal ini memberi gambaran bahwa pendidikan berbasis agama mengalami kemajuan. Padhal dari segi pendanaan, lembaga pendidikan agama lebih banyak swasta dan kurang mendapat dukungan dana dari pemerintah. "Ini mencerminkan, ada efesiensi dan dana sedikit tapi hasilnya optimal," kata Syamsuddin.(ant/ess)

Nasional Lainnya Lihat Semua

Berita Lainnya Lihat Semua