Nasional

Kemenag Rintis TPIHI Profesional

Makkah (Pinmas) --- Dalam rangka meningkatkan kualitas pelayanan ibadah sekaligus kualitas ibadah jamaah haji Indonesia, Kementerian Agama akan melakukan evaluasi terhadap efektivitas pelaksanaan tugas Tim Pembimbing Ibadah Haji Indonesia (TPIHI).

Direktur Pembinaan Haji Ahmad Kartono mengakui bahwa beberapa usulan untuk mengefektifkan peran pembimbing haji sudah masuk dan akan segera dirumuskan. Salah satunya adalah melakukan sertifikasi pembimbing haji dan menugaskannya secara “permanent” sebagai penyuluh haji.

“Selama ini, TPIHI itu orangnya berganti-ganti. Ke depan perlu ada semacam penyuluh haji yang menangai masalah ibadah haji. Namun, mereka harus melalui proses sertifikasi. Jika lulus mereka bisa berangkat secara berulang-ulang untuk menjalankan tugas profesionalnya,” terang Kartono saat melepas jamaah haji kloter 1 Embarkasi Jakarta – Pondok Gede (JKG/01), Sabtu (19/10) malam.

Selain penguatan kompetensi TPIHI, upaya yang bisa dilakukan adalah dengan meningkatkan kompetensi ketua rombongan (karom) dalam hal ibadah. Menurut Kartono, selama ini karom cenderung hanya membantu Tim Pemandu Haji Indonesia (TPHI) pada aspek-aspek yang bersifat pelayanan umum, tida membantu TPIHI pada aspek ibadah jamah.

“Untuk karom, perlu ada pelatihan khusus terkait soal-soal ibadah. Selama ini karom cenderung membantu TPHI pada aspek yang sifatnya pelayanan umum. Padahal selain membantu pelayanan umum, karom juga harus membantu pelayanan ibadah,” kata Kartono.

Penguatan kompetensi karom dibidang ibadah penting, lanjut Kartono, karena menambah petugas TPIHI yang selama ini hanya satu orang per kloter belum memungkinkan. “Kalau TPIHI harus ditambah, artinya kuota petugas akan bertambah. Padahal kuota petugas sampai saat ini dibatasi betul oleh Pemerintah Arab Saudi,” ujar Kartono.

Kartono juga ingin mengefektifkan komunikasi antara karom dan TPIHI. Diakui Kartono bahwa selama ini kedua belaj pihak ini baru ketemu pada saat masuk asrama. Mestinya mereka sudah bisa dipertemukan lebih awal lagi melalui proses bimbingan yang dilakukan dari jauh hari. “Kalau kita membentuk pembimbing ibadah secara profesional seperti penyuluh haji, dan mereka bisa berangkat berulangkali untuk melakukan tugas pembinaan, itu tentu akan lebih bagus lagi,” kata Kartono.

“Itu yang akan dirancang. Tapi perlu ada pemilihan yang baik dan sertifikasi,” tambahnya.

Sebelumnya, dalam kesempatan jumpa pers di Jeddah, Sabtu (19/10), Menteri Agama Suryadharma Ali menegaskan bahwa kemampuan jamaah dalam manasik harus ditingkatkan. Untuk itu, pada penyelenggaraan operasional haji tahun 2013, Menag meminta peneliti Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama untuk melakukan survei efektifitas pembimbing ibadah haji, baik pembimbing ibadah di Kelompok Bimbingan Ibadah Haji (KBIH) maupun Tim Pembimbing Ibadah Haji Indonesia (TPIHI).

“Mengenai kemampuan manasik jamaah haji memang menjadi sorotan dari Amirul Hajj dan anggota, sorotan dari KPHI, termasuk dari rekan-rekan wartawan. Oleh karenanya tahun 2014, akan kita perhatikan betul,” tegas Menag dalam jumpa pers di Jeddah, Sabtu (19/10).

“Ini sedang kita lihat. Kalau memang hasil pencermatan survei yang dilakukan Balitbang Kemenag tidak memadai, maka ini akan kita koreksi. Memang soal kemampuan jamaah dalam manasik memang harus terus ditingkatkan,” tambahnya.

Menag mengakui bahwa pola rekruitmen TPIHI perlu diperbaiki. Menurutnya, TPIHI selama ini diisi orang baru (belum berhaji) dan akan membimbing jamaah yang juga baru melaksanakan ibadah haji. “Ini akan kita koreksi,” tutupnya. (mkd/mkd)

Tags:

Nasional Lainnya Lihat Semua

Berita Lainnya Lihat Semua