Jakarta (Pinmas) —- Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin tampak hadir pada malam mengenang wafatnya Utomo Dananjaya atau yang biasa dipanggil Mas Tom (1936-2014) dan Istrinya Mien Muthmainah (1945-2014) di Auditorium Nurcholis Madjid Universitas Paramadina, Jakarta, Rabu (27/08) malam.

Didapuk untuk memberikan sambutan, secara pribadi, putra mantan Menag KH Saifuddin Zuhri ini menganku mempunyai kesan tersendiri kepada Mas Tom. “Bagi saya pribadi, Mas Tom merupakan guru yang selalu mengucurkan hikmah dan ilmu pengetahuan,” kata Menag.

Menurutnya, Mas Tom yang merupakan salah satu tokoh pendiri Yayasan As-Syafiiyah tempat Menag pernah menimba ilmu, merupakan guru yang sarat makna. “Jasanya di bidang pendidikan begitu luar biasa,” kata Menag.

Bagi Mas Tom, kenang Menag, mendidik manusia adalah memanusiakan manusia. Almarhum selalu menekankan bahwa pendidikan haruslah membebaskan, bukan justru memasung atau membelenggu manusia itu sendiri.

Untuk itu, almarhum selalu menekankan bahwa lembaga pendidikan harus mampu menggali kreativitas peserta didik, bukan justru memasung, apalagi memenjarakan. “Pendidikan merupakan wahana untuk meningkatkan nilai kemanusiaan seorang manusia, bukan untuk merendahkannya semacam robot,” kisah Menag.

Sementara itu, Rektor Universitas Paramadina Anies Rasyid Baswedan mengaku terkejut dengan berita meninggalnya Pak Utomo Dananjaya. Bagi Anies, perjuangan Pak Utomo Dananjaya dalam dunia pendidikan luar biasa. “Dia merupakan aktivis tulen dalam dunia pendidikan,” ucap Anies.

Kepada para dosen, mahasiswa, dan masyarakat yang hadir, Anies berpesan agar dapat meneruskan apa yang sudah diperjuangan Pak Utomo. “Semoga ini menjadi aliran pahala bagi almarhum/ah dan keluarga,” kata Anies.

Ketua Yayasan Paramadina Didik J Rachbini juga mengaku mempunyai kesan tersendiri buat Mas Tom. Menurutnya, beliau adalah pendidik yang kreatif. “Mas Tom bukan hanya ilmuan tapi aktivis yang kreatif,” puji Didik. (Arief/mkd/mkd)