Nasional

Ketika Ahmad Mencari Istri yang Duduk di Sebelahnya

Jakarta (Kemenag) --- Proses boarding bagi calon jemaah haji kloter 57 Embarkasi Jakarta - Pondok Gede (JKG 57) masih berlangsung di ruang Serbaguna 1 Asrama Haji Pondok Gede. Tiba-tiba seorang jemaah menarik lengan baju Tim Inmas DKI Jakarta yang sedang bertugas.

“Mas, istri saya kemana mas? Istri saya ilang. Tolong mas, dia sedang sakit,” tutur Ahmad (bukan nama sebenarnya) panik, Rabu (23/08).

“Lho, hilang gimana Pak?,” sahut kami.

“Dia sedang sakit mas, tadi dia tiduran di pojokan sana mas. Saya cek lagi sudah gak ada mas. Takutnya dia kenapa-napa mas,” katanya merajuk . Melihat Ahmad panik, kami berusaha menenangkannya agar tetap menunggu di kursi tunggu ruang boarding, dan biar kami yang mencarinya.

Peristiwa sejenis ini cukup jamak terjadi menimpa jemaah haji lanjut usia (lansia). Seringkali mereka terpisah dari rombongannya. Berbekal nama istri Ahmad dan asal daerahnya, kami mulai mencari di sudut ruangan yang cukup luas tersebut. Lebih dari 15 menit sudah kami mencari, namun nihil hasilnya.

Tiba-tiba terlihat Ahmad dari seberang ruangan melambaikan tangannya ke arah kami. Kami pun mendekat, dan kakek itu berkata, “Mas, istri saya sudah ketemu,” sahutnya.

“Dimana pak ?,” tanya kami.

“Ternyata ini disebelah saya,” sahutnya sambil menunjuk perempuan sepuh yang duduk selisih dua bangku di sebelah kirinya.

Rupanya, Ahmad tadi salah melihat. Dia kira perempuan yang duduk di sana bukan istrinya. Maklum, karena usia, penglihatannya pun tak setajam dulu. Kami menggangguk dan berlalu sambil menahan tawa.

Kisah Ahmad adalah satu dari banyak cerita tentang ulah jemaah yang terkadang membuat geli petugas Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) di embarkasi. Hal semacam ini menjadi warna di tengah tuntutan tugas untuk tetap profesional dalam melayani jemaah. Apalagi jelang akhir fase pemberangkatan, stamina dan energi sudah mulai terkuras.

Tags:

Nasional Lainnya Lihat Semua

Berita Lainnya Lihat Semua