Nasional

Khatib Idul Fitri di Istiqlal Ingatkan Manusia dengan Asal Kejadiannya

Khatib Salat Idul Fitri di Masjid Istiqlal KH M Quraish Shihab menyampaikan Khutbah Idul Fitri di hadapan ribuan umat Muslim. (foto:  daniel)

Khatib Salat Idul Fitri di Masjid Istiqlal KH M Quraish Shihab menyampaikan Khutbah Idul Fitri di hadapan ribuan umat Muslim. (foto: daniel)

Jakarta (Kemenag) --- Khatib Salat Idul Fitri di Masjid Istiqlal KH Quraish Shihab mengingatkan umat Islam dengan asal kejadiannya. Menurutnya, kata fitri berarti asal kejadian, bawaan sejak lahir atau naluri. Fitri juga berarti agama karena keberagamaan mengantar manusia mempertahankan kesuciannya.

"Dengan beridul fitri, kita harus sadar bahwa asal kejadian kita adalah tanah," kata KH Quraish Shihab di Jakarta, Minggu (25/06).

"Kita semua lahir, hidup, dan akan kembali dikebumikan ke tanah," lanjutnya.

Menurut KH Quraish, kesadaran tentang asal kejadian dari tanah harus mampu mengantar manusia memahami jati dirinya. Tanah berbeda dengan api yang merupakan asal kejadian iblis.

"Tanah menumbuhkan, tidak membakar. Tanah dibutuhkan oleh manusia, binatang, dan tumbuhan, tapi api tidak oleh binatang, tidak juga oleh tumbuhan," ujar Khatib yang juga mantan Menteri Agama.

"Jika demikian, manusia mestinya stabil dan konsisten, tidak bergejolak, serta selalu memberi manfaat dan menjadi andalan yang dibutuhkan oleh selainnya," sambungnya.

Khatib menambahkan, bumi di mana tanah berada, beredar dan stabil. Alah menancapkan gunung-gunung di perut bumi agar penghuni bumi tidak oleng. Peredaran bumi mengelilingi matahari pun berjalan secara konsisten.

Demikian juga kehidupan manusia, lanjutnya, terus beredar dan berputar, sekali naik sekali turun, kadang senang dan kadang susah. "Jika tidak tertancap dalam hati manusia pasak yang berfungsi seperti fungsinya gunung pada bumi, maka hidup manusia akan oleng kacau berantakan," tuturnya.

"Pasak yang harus ditancapkan ke lubuk hati itu adalah keyakinan tentang Ketuhanan Yang Maha Esa. Itulah salah satu sebab mengapa Idul Fitri disambut dengan takbir," tandasnya.

KH Quraish menambahkan, manusia yang beridul fitri, yang kembali ke asal kejadiannya, akan teguh dalam keyakinan. Teguh tetapi bijaksana. Senantiasa bersih walau miskin, hemar dan sederhana walau kaya, murah hati dan murah tangan, tidak menghina dan tidak mengejek.

“Orang yang beridul fitri juga tidak menyebar fitnah, tidak menuntut yang bukan haknya dan tidak menahan hak orang lain,” ujarnya.

Salat Idul Fitri di Masjid Istiqlal dimulai tepat pukul 07.00 WIB dipimpin oleh Ust Ahmad Husni Ismail. Lima belas menit sebelumnya, Presiden Joko Widodo bersama Wapres Jusuf Kalla dan jajarannya tiba bergabung bersama ribuan umat muslim yang memadati Masjid Istiqlal.

Nasional Lainnya Lihat Semua

Berita Lainnya Lihat Semua