Nasional

Masa Tunggu Jamaah Di Bandara Kembali Normal, 6 Jam

Makkah (Pinmas) --- Masa tunggu jamaah haji Indonesia di bandara kembali normal, yaitu 6 jam. Hal ini sebagaimana disampaikan Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah (PHU) Anggito Abimanyu kepada Media Center Haji (MCH), Makkah, Selasa (21/10).

“Sekarang sudah kembali menjadi 6 jam di bandara. Itu sudah normal. Dengan proses hotel transito sebagaimana tahun lalu, sudah tidak ada bedanya,” terang Anggito.

Anggito mengakui bahwa dalam dua hari pertama pemulangan, jamaah Indonesia memang 2 jam lebih awal tiba di bandara. Hal ini tidak terlepas dari kebijakan Kementerian Haji yang meminta agar minimal 12 jam sebelum take off, jamaah haji harus diberangkatkan dari pemondokannya di Makkah ke Jeddah.

“Sebelumnya memang jamaah tiba di bandara 2 jam lebih awal. Kita minta supaya itu dibatalkan, dan itu sudah dibatalkan sekarang,” kata Anggito.

Menurut Anggito, kalau jamaah menunggu 6 jam di bandara itu sudah biasa. “6 jam itu tidak lama. 3 jam untuk bongkar muatan, dua jam untuk imigrasi, dan satu jam untuk boarding, itu tidak lama,” kata Anggito.

Zamzam 5 liter, Zamzam 10 liter

Terkait perbedaan bagian zamzam antara Saudi Airlines dan Garuda Indonesia, Anggito menjelaskan bahwa itu disebabkan pesawat yang digunakan memang berbeda. Garuda yang umumnya menggunakan pesawat yang lebih kecil dibanding Saudi Airlines memang hanya mampu mengangkut 5 liter.

“Masalah perbedaan pembagian zamzam merupakan komplain yang akan kita terima. Tapi untuk sekarang kita belum bisa melakukan apa-apa. Tahun depan, kita mungkin akan turunkan menjadi 5 liter saja, baik Saudi Airlines maupun Garuda Indonesia. Kalau sekarang, Saudi sudah terlanjur memesan 10 liter, dan pesannya itu ke kerajaan,” kata Anggito.

“Tahun ini tidak bisa, tapi tahun depan insya Allah sama,” tambah Anggito.

Kelebihan Berat Barang

Anggito menjelaskan bahwa setelah dihapusnya hotel transito, seluruh proses pemeriksaan dokument dan penimbangan barang bawaan jamaah dilakukan di Makkah. Tahun ini, dengan perubahan kebijakan tidak ada hotel transit, setiap pemondokan bertanggung jawab terhadap proses tadi itu. Petugas sektor kita memang belum terbiasa melakukan tindakan-tindakan yang agak tegas,” kata Anggito.

Menurut Anggito, dirinya sudah melakukan peninjauan langsung di lapangan dan mendapati bahwa setiap kali barangnya ditimbang dan melebihi kapasitas, jamaah selalu menawar dan mengatakan bahwa itu tanggung jawabnya sewaktu di Airport. “Jadi memang banyak jamaah yang coba-coba, siapa tahu lolos di bandara. Di sini meski dikurangi, barangnya tetap dibawa juga,” terang Anggito.

Anggito berharap dengan berjalannya waktu, petugas di sektor bisa belajar. “Jamaah juga pasti mendengar informasi tentang jamaah sebelumnya dan mereka belajar juga bahwa kalau di bandara itu tidak ada kompromi lagi karena menyangkut masalah safety,” kata Anggito.

Selain itu, Anggito juga meminta petugas sektor agar aktif mendatangkan perusahaan kargo sehingga barang-barang jamaah bisa dikirim ke Tanah Air. “Sudah mulai jalan, penumpukan juga sudah tidak ada, mudah-mudahan dengan berjalannya waktu, akan lebih normal dan kepatuhan jamaah mulai meningkat,” harap Anggito. (mkd/mkd)

Tags:

Nasional Lainnya Lihat Semua

Berita Lainnya Lihat Semua