Nasional

Mastuki: Ditjen Pendis Harus Lebih Terbuka Soal Tatakelola Data

Malang (Kemenag) --- Kepala Biro Humas, Data dan Informasi Mastuki meminta agar Ditjen Pendidikan Islam Kemenag lebih terbuka dalam pengelolaan data sehingga lebih mudah diakses publik. Menurutnya, data yang dikelola suatu lembaga atau satker harus dibuat mudah dalam akses berbagi dengan lembaga atau satker lain.

"Data Simpatika misalnya, jika menyangkut kesejahteraan guru maka Kementerian PMK membutuhkan. Jika guru butuh rumah, maka Kemenpera juga butuh. Belum lagi jika Pemda membutuhkan. Dan lain sebagainya," ujarnya saat menjadi pembicara pada Sosialisasi Program Sistem Informasi Pendidik dan Tenaga Kependidikan Madrasah yang diselenggarakan Direktorat Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK) Ditjen Pendis di Malang Provinsi Jawa Timur, Kamis (27/04) malam.

"Jadi, kita tidak bisa mengedepankan ego sektoral kita, demi kebaikan bersama. Kita harus saling berbagi dengan lembaga atau satker lain untuk memenuhi kebutuhan Pemerintah secara Nasional," tambahnya

Menurut Mastuki, data harus terbuka untuk publik. Karena selain dimanfaatkan oleh internal, data juga bisa digunakan sebagai informasi yang lebih luas untuk para stakeholder.

Ke depan, Kabiro mengaku sedang mempersiapkan sejumlah program strategis dalam penataan data dan sistem informasi di Kemenag. Program tersebut antara lain terkait penerbitan Nomor Unik Pendidik dan Tenaga Kependidikan (NUPTK) edisi Kemenag, data Sertifikasi Guru Kemenag, data Tunjangan Profesi, teknis Pertukaran Data Kemenag dengan Kemdikbud, Verifikasi Validasi (Verval) Nomor Statistik Madrasah, Integrasi datawarehouse pendidikan Kemenag, serta Pendataan Komunitas Guru, Kepala Madrasah dan Pengawas.

Terkait pengembangan Simpatika, Mastuki memberi catatan tentang pentingnya pengembangan pada dua level, yaitu; organisasi dan sistem. Menurut Mastuki, organisasi harus dimanage dengan baik untuk memastikan sistem informasi ini terkelola dengan baik.

"Terkait sistemnya, perlu dibicarakan serius tentang bangun rancang sistem yang kuat. Karena nantinya, pada tataran implementasi, data kerap kali tumpang tindih," tandasnya.

Mastuki menambahkan bahwa ke depan banyak tantangan yang harus dihadapi. Karenanya, semua pengelola data di Kemenag harus lebih terbuka dan bersinergi. (g-penk/mkd/mkd)

Nasional Lainnya Lihat Semua

Berita Lainnya Lihat Semua