Nasional

Menag: Agama Punya Posisi Strategis Dalam Kemerdekaan Indonesia

Padang (Pinmas) —- Masyarakat Indonesia sejak dulu sangat menjunjung nilai-nilai agama. Tradisi yang berkembang dalam kehidupan masyarakat, baik Suku Batak, Minahasa, Minang, Jawa, Bugis, Banjar, dan lainnya, sangat kental dengan nilai-nilai agama, bahkan sejak Indonesia belum merdeka. Makanya tidak heran jika agama mempunyai posisi strategis dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia.

Pesan ini disampaikan Menag Lukman Hakim Saifuddin (LHS) saat membuka Halaqah Ulama Pimpinan Pondok Pesantren se-Sumatera Barat yang mengambil tema Menguatkan Peran Strategis Pondok Pesantren dalam Menjawab Kebutuhan Umat pada Dunia Pendidikan, Dakwah, dan Pembinaan Umat di Aula Kanwil Kemenag Provinsi Sumatera Barat, Padang, Selasa (09/12).

“Agama mempunyai posisi strategis dalam kemerdekaan Indonesia,” tegas Menag.

Menurutnya, agama menjadi sesuatu yang sangat penting dalam konteks ke-Indonesiaan. Indonesia memang bukan negara agama, tapi juga bukan negara sekuler. Indonesia adalah negara bangsa yang meletakkan nilai-nilai keagamaan yang tidak bisa dipisahkan dari kemasyarakatan atau kebangsaaan.

“Agama dengan negara meski bisa dibedakan, tapi tidak bisa dipisahkan karena mempunyai keterikatan yang kental,” jelasnya.

Di hadapan para tokoh agama, Menag menegaskan bahwa pondok pesantren adalah pendidikan khas Indonesia yang menjadi salah satu modal utama membangun bangsa. “Pesantren merupakan modal dasar agar nilai-nilai keagamaan/keislaman tetap lestari di Republik tercinta ini,” tutur Menag semangat.

Menag mengingatkan bahwa tantangan ke depan akan lebih kompleks. Paham keagamaan yang tidak sama dengan yang diajarkan oleh para pendahulu bangsa bisa datang dari mana saja. Ironisnya, ada juga paham yang justru mengarah pada perang saudara di mana sesama muslim saling mengkafirkan, saling bunuh, dan bertumpah darah. “Kalau tidak diantisipasi, maka tinggal menunggu waktu. Apa yang terjadi di Syiria bisa terjadi juga di Indonesia,” kata Menag mengingatkan.

Tentang ini, Menag menggarisbawahi pentingnya mengembangkan paradigma berpikir yang arif dan tidak sempit sehingga tidak mudah terjebak pada permusuhan dengan sesama.

Sebelumnya, Gubernur Sumbar Irwan Prayitno menyampaikan dukungannya atas program-program Kementerian Agama dalam mengembangkan pondok pesantren, membangun asrama haji, mentransformasi PTAI, dan lainnya. “Mari kita dukung program pemerintah, dalam membangun Indonesia,” katanya. (Arief/mkd/mkd)

Tags:

Nasional Lainnya Lihat Semua

Berita Lainnya Lihat Semua