Nasional

Menag Apresiasi Prakarsa Alumni MAN 2 Cirebon Bangun Masjid An Nur

Cirebon (Kemenag) --- Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin meresmikan Masjid An Nur MAN 2 Cirebon. Peresmian ditandai dengan penandatanganan prasasti.

Hadir dalam kesempatan ini, sesepuh Pesantren Babakan Ciwaringin KH Zamzami Amin, Sesditjen Pendidikan Islam Isom Yusqi, Kakanwil Kemenag Jabar Bukhari, Kepala Kankemenag Kab. Cirebon, serta civitas akademika dan ratusan siswa MAN 2 Cirebon.

Pembangunan masjid dua lantai ini menelan biaya Rp3,3 miliar. Diprakarsai para alumni, biaya pembangunan ini terkumpul dari dana swadaya masyarakat.

"Yang menarik dari An Nur, selain swadaya masyarakat, sebagian besar, sejak dari desain bangunan dan arsitek, semua dialkukan para alumni," puji Menag disambut tepuk tangan hadirin di Cirebon, Kamis (27/04).

"Ini patut disyukuri dan saya perlu hadir untuk mensyukuri dan mengabarkan peristiwa baik ini untuk ditukarkan di tempat lain," tambahnya.

Menag berharap civitas akademika MAN 2 Cirebon dan masyarakat sekitar bisa memanfaatkan masjid sebagaimana fungsi utamanya sebagai tempat sujud, baik dalam pengertian ibadah mahdlah maupun sosial.

"Masjid harus dimaknai menyeluruh sebagai tempat sujud. Tidak semata ibadah mahdlah, tapi juga menebarkan kesejahteraan bagi sesama," katanya.

Sebelumnya, Kepala MAN 2 Cirebon Muhaimin menjelaskan, Masjid An Nur digunakan untuk tempat praktik ibadah, Tahfidzul Qur'an, dan program shalat dluha bagi siswa, serta tempat kajian keagamaan bagi guru.

Sejak satu tahun terakhir, MAN 2 Cirebon memiliki program menghafal Al Qur'an bagi siswa yang mengambil jurusan keagamaan. Setiap hari pada jam pertama (07.00 - 07.45), para siswa secara rutin menghafal 8-9 ayat. Targetnya, saat lulus, mereka sudah menghafal 5 - 6 juz.

MAN 2 Cirebon saat ini memiliki 1790 siswa yang terbagi dalam 41 kelas. Pada istirahat jam pertama, mereka diminta untuk melakukan shalat Dhuha di Masjid An Nur.

Program lainnya adalah kajian Ramadlan bagi para guru. Selama bulan puasa, sementara para siswa sedang membaca dan menghafal Al Qur'an pada jam pertama, para guru melakukan kajian tematik. Setiap guru secara bergilir diberi kesempatan menyajikan satu topik kajian untuk dibahas bersama.

"Selama ini, kajian dilakukan di aula. Ke depan akan kami pindah ke masjid," terang Muhaimin.

"Ke depan, kami berharap masjid ini bisa menjadi pusat kajian Islam di seluruh pesantren Babakan yang lebih dari 50 pesantren," pungkasnya. (mkd/mkd)

Nasional Lainnya Lihat Semua

Berita Lainnya Lihat Semua