Nasional

Menag dan Praktisi Media Bahas Isu Kebimasislaman

Menag Fachrul Razi (Foto: Romadanyl)

Menag Fachrul Razi (Foto: Romadanyl)

Jakarta (Kemenag) --- Menteri Agama Fachrul Razi bertemu sejumlah praktisi media di Jakarta, berdialog membahas isu-Isu kebimasislaman. Pertemuan ini dipandu oleh Dirjen Bimas Islam Kamaruddin Amin.

Menag Fachrul Razi menjelaskan tugas dan tanggung jawab dalam memberikan bimbingan kepada masyarakat Islam sangat luas. Awalnya persoalan haji dan pendidikan, kata Menag, bahkan menjadi satu dalam tugas kebimasan.

"Seiring berjalannya waktu, bidang haji dan pendidikan Islam dilepas dari Bimas Islam. Bimas Islam Kemenag juga menjadi garda terdepan dalam mengkampanyekan Moderasi Beragama dan kerukunan umat beragama di Indonesia," kata Menag, Kamis (17/12).

Tampak hadir mendampingi Menag, Direktur Zakat dan Wakaf Tarmizi Tohor, Direktur Urais Agus Salim dan Stafsus Menag Kevin Haikal.

Menurut Menag, selain membina organisasi kemasyarakatan (ormas) keagamaan yang jumlahnya ribuan di Indonesia, Bimas Islam juga memilki tangungjawab yang besar untuk membina serta menjadikannya mitra strategis Kementerian Agama.

"Sepanjang ormas keagamaan itu setia kepada Pancasila dan NKRI, maka ormas keagamaan itu adalah mitra strategis Kemenag yang memang layak untuk dijalin kerjasama," ujar Menag.

"Begitu juga dengan pembinaan rumah ibadah yang sejatinya menjadi pintu keluar dan pintu masuk dari ajaran Islam yang rahmatan lil alamin. Sehingga ke depan Bimas Islam akan memiliki data lengkap ormas keagamaan dan rumah ibadah di Indonesia dalam rangka menjalin kerja sama pembinaan umat," sambung Menag.

Program terbaru yang sudah dilakukan Bimas Islam, lanjut Menag, adalah penguatan kompetensi penceramah agama dan moderasi beragama.

Tahun ini, program tersebut sudah diikuti 8.200 penceramah dari berbagai daerah di Indonesia. "Kemenag juga tidak mewajibkan para penceramah mengikuti program penguatan kompetensi ini," ucap Menag.

Menag menambahkan Bimas Islam telah menjalin kerja sama di bidang keagamaan dengan Uni Emirat Arab (UEA), di antaranya terkait permintaan imam masjid asal Indonesia. Tahun ini jumlahnya 200 imam masjid. Kerjasama lainnya adalah pembangunan duplikat Grand Mosque di Solo dan Islamic Center.

"Negara Afganistan juga meminta kepada kita untuk mengirim ulama Indonesia untuk menyampaikan syiar Islam yang rahmatan lil alamin di sana. Di mata mereka, ulama Islam Indonesia mampu menyatukan umat lewat ajaran Islam yang moderat dan rahmatan lil alamin," tandas Menag.

"Kini Indonesia menjadi role model kerukunan umat beragama di dunia. Ini membuktikan kebhinnekaan dan keberagaman di Indonedia adalah rahmat, bukan petaka," lanjut Menag.

Sementara itu, Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam Kamaruddin Amin dalam pengantar dialog menambahkan peserta yang mengikuti Dialog Isu-isu Kebimasislaman tahap II ini sebanyak 21 praktisi media.

"Dialog yang berlangsung 17-18 Desember ini bertujuan mensosialisasikan pelbagai program Bimas Islam ke masyarakat luas. Program Bimas Islam tersebut sebelumnya sudah disampaikan oleh para direktur di Ditjen Bimas Islam," ujar Kamaruddin Amin.

Nasional Lainnya Lihat Semua

Berita Lainnya Lihat Semua