Nasional

Menag Dibakar di Acara Penutupan KSM di Makassar

Makassar (Pinmas) —- Menteri Agama Lukman Hakim Saiguddin tampak “pasrah” digiring ke depan panggung dalam acara penutupan Kompetisi Sains Madrasah (KSM) Nasional 2014 pada Kamis (28/08) malam.

Dengan tangan terentang ke samping, Menag dikelilingi dua gadis penari berpakaian adat khas Makassar. Dua gadis tersebut membawa obor dengan api yang menyala-nyala. Api tersebut lantas didekatkan kepada seluruh tubuh Menag selama beberapa menit.

Wajah Menag tampak sedikit tegang, sementara para hadirin tertawa, ngeri, dan ada yang bertepuk tangan. Dengan sedikit tersenyum, Menag tampak pasrah coba dibakar para penari. Beruntung, sama sekali api tak membakar secuil pun pakaiannya. Aksi “bakar-membakar” pun usai, Menag kembali duduk disambut tepuk tangan ribuan hadirin.

Aksi coba “bakar” Menag bukanlah tanpa alasan. Itu merupakan rangkaian dari tarian khas Makassar, tepatnya dari Kesultanan Gowa-Tallo’. Nama tarian tersebut Pepe-Pepeka ri Makka. Kesenian ini berasal dari desa yang terletak di tengah-tengah Kota Makassar bernama Paropo.

Nuansa Islami begitu terasa sepanjang pertunjukan kesenian Kesenian Pepe-Pepeka ri Makka. Hal ini tampak dari mantera-mantera yang di ucapkan oleh para pemainnya. Di antara mantra tersebut, misalnya berbunyi: "Pepe-pepeka ri makka lenterayya ri Madina Ya Allah Paroba Sai Na Takakbere dunia."

Dalam sejarahnya, Makka, merupakan kesenian tradisional yang terinspirasi dari kisah Nabi Ibrahim Alaihi Salam yang dibakar oleh raja Namrud. Namun atas kuasa Allah Swt, api yang membakar tubuh Nabi Ibrahim menjadi dingin sehingga sang nabi tak terbakar. Tarian ini muncul seiring dijadikannya Islam sebagai agama resmi Kerajaan Gowa-Tallo pada 1605 – 1607 Masehi.

Selain sebagai hiburan rakyat, tarian ini juga dikenal sebagai alat pendukung Islamisasi yang dilakukan oleh Kesultanan Gowa-Tallo pada abad ke-17. (nia/rep/mkd)

Tags:

Nasional Lainnya Lihat Semua

Berita Lainnya Lihat Semua