Nasional

Menag: Gontor dan Kasepuhan Cirebon Punya Keterkaitan

Cirebon (Pinmas) - Dalam kacamata perjuangan dan histori, Pondok Pesantren Modern Gontor Ponorogo Jawa Timur mempunyai keterkaitan dan kesamaan dengan Keraton Kasepuhan Cirebon. Pertama, keduanya menjadi ikon pengembangan Islam di Indonesia. Kemudian, para pendiri Pondok Gontor merupakan keturunan Kasultanan Cirebon. Jadi sangat tepat jika, Ikatan Keluarga Pondok Modern (IKPM) mengadakan Silaturahim Nasional (Silatnas) di Keraton Kasepuhan Cirebon ini, terang Menag saat menghadiri Silatnas IKPM Gontor di Keraton Kasepuhan Cirebon Jawa Barat, minggu (25/3).

Menag menambahkan, Keraton Kasepuhan yang didirikan oleh Kanjeng Sunan Gunung Djati juga mempunyai persamaan perjuangan dengan Pondok Modern Gontor."Motto Cirebon yang dikutip dari wasiat Sunan Gunung Djati: Oh, Pondokku, Ingsun titip Tajug lan fakir miskin mempunyai kesamaan perjuangan dengan Motto Pondok Modern Gontor, yakni berbudi tinggi, berbadan sehat, berpengetahuan luas dan berfikir bebas. Sunan Gunung Djati berwasiat agar Tajug (Mushola/langgar) dijaga dan dilestarikan. Tajug adalah tempat belajar agama, belajar mengaji, belajar kehidupan lokal, adat dan lain sebagainya.

Sedangkan fakir miskin di sekitar kita harus kita perhatikan pangannya, papan atau tempat tinggalnya, pendidikannya dan kesejahteraannya," lanjut Menag "Jadi, bila ditarik benang-merahnya antara Keraton Kasepuhan Cirebon dengan Pondok Gontor; yakni sama-sama merupakan simbol Islam dalam berbagai aspek kehidupan, baik ekonomi, pendidikan, pusat aktivis, pejuang dan lain sebagainya yang semua dilakukan agar umat, bangsa dan negara bisa menjadi lebih baik," ucap Menag. Saat ini, kata Menag, kebutuhan dakwah di masyarakat sangat besar. Sedang da’i yang ada, belum mampu atau belum mencukupi kebutuhan. Untuk itu, para Alumni Pondok Gontor hendaknyalah menjadi salah satu garda depan dan harus bekerja dengan sangat keras, untuk membantu masyarakat agar lebih melek agama, agar masyarakat lebih paham agama, kehidupan dan lain sebagainya.

"Salah satu bukti bahwa kebutuhan dakwah sangat besar adalah, masih maraknya atau masih diterimanya aliran sesat di tengah masyarakat. Selama ini kita kurang memperhatikannya, namun ketika aliran tersebut telah masuk, kita baru sadar, baru bereaksi. Di sinilah, kenyataan bahwa hari ini, ada kekosongan dakwah dalam masyarakat yang harus kita isi," ujar Menag. Menag juga menambahkan, bahwa semangat silaturahim yang dibangun para alumni Pondok Modern Gontor harus terus dipupuk dan dilestarikan.

"Silaturahim mungkin sangat sederhana, namun dalam Islam, sangat ditekankan. Karena di sana, banyak konsekuensi positif yang dapat dipetik oleh umat Islam," imbuh Menag. Acara silaturahim IKPM Gontor ini dihadiri sejumlah pejabat Kementerian agama, wakil ketua MPR, pengasuh Pondok Pesantren Modern Gontor dan disambut langsung oleh Penguasa Keraton Gusti Sultan Sepuh Ke-14 Pangeran Raja Adipati Arif Nata Diningrat. Dan, tak kurang lima ribu alumni Pondok Gontor dari berbagai daerah di Nusantara hingga Taiwan, Thailand, Malaysia, Brunei dan Singapura hadir dalam acara tersebut.(G-penk)

Nasional Lainnya Lihat Semua

Berita Lainnya Lihat Semua