Nasional

Menag: Jadikan Hari Raya Nyepi Sumber Motivasi

Prambanan (Pinmas) - Menteri Agama Suryadharma Ali mengatakan, pada Momentum Hari Raya Nyepi ini, mari kita bangun dan pahami, agar perayaan ini tidak berhenti dalam hal ritual belaka. Nyepi kita jadikan sebagai sumber motivasi pada diri kita masing-masing, untuk merealisasikannya dalam bentuk nyata. Ke depan, harap Menag kita bisa menjadi lebih baik, mampu hidup rukun dengan umat agama lain, membangun solidaritas dalam arti yang sebenarnya, menjaga kebersamaan dan persaudaraan tanpa batas, serta memelihara ketentraman dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia. Hal itu disampaikan Menteri Agama ketika memberi sambutan dalam Upacara Tawur Kesanga Hari Raya Nyepi Tahun Baru Shaka 1934/2012 M di Pelataran “Area Wisnu” Candi Prambanan Kabupaten Klaten Provinsi Jawa Tengah, Kamis (22/3).

Menag minta, nilai-nilai Hari Raya Nyepi harus mampu meninggalkan bekas nyata, baik pada diri, keluarga maupun masyarakat. Tawur Agung ini, semoga mampu menjadikan diri kita selaras, serasi, seimbang, baik dengan Tuhan, dengan sesama manusia dan alam semesta. Hal ini membutuhkan peran yang tidak kecil dari tokoh-tokoh Agama, untuk memberi suri tauladan dan menjadi panutan bagi masyarakat. ”Satunya kata dan perbuatan para tokoh sangat dibutuhkan di era demokrasi yang kebablasan ini, di mana masyarakat kita sedang terserang virus krisis kepercayaan,” lanjut Menag.

Menag menambahkan, agar umat kaya, menjauhi pamer kekayaan di tengah masyarakat yang sedang kekurangan. Selain itu, krisis kepercayaan masyarakat pada pemuka agama dan pemimpin negeri ini, harus segera diminimalisir, jika tidak, ditakutkan, akan terjadi bencana. “semoga, Nilai Nyepi Saka Warsa 1934 dan Trikayta Parisudha ini, mampu menjadi landasan nilai bagi Umat Hindu untuk meningkatkan kerukunan, kedamaian dan kesejahteraan,” imbuh Menag. Sebelumnya, dalam rangkaian Tawur Kesanga Hari Raya Nyepi ini, telah dilaksanakan upacara di Candi Prabu Boko (dekat Candi Prambanan), dilanjutkan dengan Prosesi Thirta dari Candi Boko ke Candi Prambanan, kemudian dilaksanakanlah Upacara Pradaksina di Candi Shiwa (candi terbesar di komplek Candi Prambanan), lalu Penerimaan Thirtha dari Candi Boko di Zona 2 Candi Prambanan, baru kemudian diteruskan dengan Upacara Tawur Agung Sasih Ke Sanga 1933 Ke 1934 Saka.

Dalam acara tersebut, para mahasiswa Universitas Negeri Hindu Indonesia (UNHI) Denpasar menampilkan beberapa tari-tarian, antara lain Tari Rejang Dewa, Tari Baris Caru dan Tari Topeng Sida Karya. Kedatangan Rombongan Menag yang dihadiri Gubernur Jateng Bibit Waluyo, disambut dengan Tarian Gambyong: Tarian penerima tamu. Dan dilanjutkan dengan Tari Pramada. Rangkaian acara ini diakhiri dengan taru Barong dari Provinsi Bali. Dalam upacara Tawur Kesanga yang dihadiri ribuan Umat Hindu dari Jateng, DIY dan sekitarnya tersebut, hadir ketua Parisada Hindu Pusat Mayjen (Purn) Sang Suwisma dan Dirjen Bimas Hindu Prof Triguna.(G-penk)

Tags:

Nasional Lainnya Lihat Semua

Berita Lainnya Lihat Semua