Nasional

Menag: Jangan Anggap Kerukunan Itu Selesai

Jakarta (Pinmas) - Menteri Agama Suryadharma Ali mengingatkan ada provokator yang ingin membuat Indonesia tidak aman dengan membuat konflik antarumat beragama. Karena itu Menag mengingatkan para pemuda agar tidak mudah terpancing ajakan yang dapat menimbulkan kerugikan yang sangat besar. "Sekarang aman, tapi jangan lengah, jangan anggap kerukunan itu selesai," kata Menag kepada wartawan usai menerima peserta training "Penguatan moderatisme keagamaan bagi tokoh muda lintas agama" di kantor Kementerian Agama Jalan Lapangan Banteng 3-4 Jakarta Pusat, Kamis (29/3).

Menurut Menag, kalau suatu agama di adu domba dengan agama lain itu jadi perang agama, itu sangat berbahaya. "Tapi ada yang berupaya mengadu domba, menginginkan Indonesia tidak rukun masyarakatnya," tandasnya. Untuk mencegah timbulnya konflik yang besar, kata menteri, maka jika ada konflik kecil jangan kemudian diperbesar. Namun bagaimana menyelesaikan konflik kecil ini seperti persoalan di dalam keluarga. "Jika dalam keluarga kita yang kecil bisa terjadi pertengkaran, antara suami istri, kakak dengan adik. Pertengkaran-pertengkaran kecil itu biasa," tutur Suryadharma Ali.

Menag juga menyatakan, kerukunan di Indonesia masih sangat baik. Namun demikian diingatkan agar semua pihak tidak lengah, karena ada kepentingan yang ingin merusak kerukunan di tanah air. Menag mengatakan, masalah kerukunan agama di Indonesia menjadi perhatian yang luas, bukan saja tokoh nasional juga tokoh internasional. "Misalnya saya diminta menjelaskan masalah ini oleh pimpinan parlemen Jerman, Wakil Menteri Pertahanan Serbia, dan Utusan Khusus Presiden Obama," ungkapnya. Menurut Menag, kerukunan antar umat beragam di Indonesia merupakan yang terbaik di dunia. Karena sudah dibuktikan sendiri oleh umat beragama di tanah air. "Disini mayoritas beragama Islam, tapi menghormati seluruh agama yang ada. Kalau Idul Fitri, Natal, Nyepi, Waisak, Hari Raya Konghucu kita libur nasional," ucap Suryadharma Ali.

Rektor Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta Komaruddin Hidayat mengatakan, Indonesia sangat menarik di mata internasional sebagai pusat kajian agama. "Tapi ada yang tidak happy kalau Indonesia maju, padahal kita memiliki modal dasar untuk maju, sumber alam yang melimpah dan penduduk yang banyak," ujarnya. Sebelumnya Forum Tokoh Muda Lintas Agama Peduli Papua dihadapan Menteri Agama membacakan pernyataan antara lain bahwa, hingga saat ini potret relasi antar agama di tanah air masih cukup mengkhawatirkan.

Hal ini bisa ditunjukkan dengan masih banyaknya peristiwa konflik kekerasan bernuansa keagamaan yang terjadi di berbagai wilayah di Indonesia. "Walaupun konflik massif bernuansa agama di tanah Papua hingga saat ini belum pernah terjadi, namun potensi kearah konflik tetap ada. Oleh karena itu perlu dilakukan langkah-langkah antisipatif agar hal tersebut tidak terjadi, ”demikian komunike yang dibaca Zakeus Sepnat Duwiri, dari Klasis Manokwari. (ks)

Nasional Lainnya Lihat Semua

Berita Lainnya Lihat Semua