Nasional

Menag: Kendalikan Hawa Nafsu

Jakarta(Pinmas) - Menteri Agama Suryadharma Ali mengajak umat Hindu tetap senantiasa dapat menata perilaku dan mengendalikan beratha (hawa nafsu) guna membangun Tat Twam Asi atau kekitaan di tengah keberagaman. Semangat kekitaan yang dijiwai persaudaraan harus diyakini dapat mewujudkan situasi Shanti (kedamaian) dan Jagaditha (kesejahteraan) di tengah masyarakat, kata Menag uryadharma Ali saat rekaman pidato menyambut Hari Raya Nyepi tahun baru Caka 1935 di Jakarta, Senin (4/3).

Hari Raya Nyepi jatuh pada Selasa, 12 Maret 2013. Sebelum puncak acara Nyepi berlangsung, pada Senin, 11 Maret 2013 dilangsungkan upacara Tawur Kesanga. Kegiatan itu juga dalam rangkaian peringatan Nyepi Tahun Saka 1935/2013 Masehi di pelataran timur Candi Prambanan, Klaten. Hal itu penting dilakukan di tengah kondisi masyarakat yang rentan dengan prilaku buruk dan kehilangan akal sehat, sehingga mudah terseret emosi bahkan tindakan anarkis yang merugikan orang lain dan diri sendiri, kata Suryadharma Ali. Untuk itu, bagi saudara-saudara umat Hindu khususnya, perayaan Nyepi dan semangat Tahun Baru Caka memiliki arti yang sakral. Pasalnya, Nyepi merupakan sarana introspeksi dan evaluasi diri untuk membersihkan jiwa dari segala bentuk prilaku yang tidak baik, pikiran yang tidak baik, perkataan yang tidak baik dan perbuatan yang tidak baik.

Perayaan Nyepi merupakan momentum yang tepat bagi umat Hindu untuk merenungkan misi kehidupan di dunia ini, kata Menag Suryadharma Ali. Sebab, peranan manusia sebagai pelaku kebajikan harus mampu menjaga dan memelihara lingkungan alam dari kerusakan. Spiritual dan Kemanusiaan Dalam suasana Nyepi ini pula, lanjut dia, merupakan kesempatan terbaik bagi umat Hindu untuk melakukan refleksi terhadap tugas spiritual dan kemanusiaan yang telah dilakukan, termasuk bagaimana meningkatkan kualitas pengabdian di tengah kehidupan keluarga, bangsa dan negara. Semua umat beragama harus mampu menjadi benteng ketahanan masyarakat dan bangsa dari kerusakan nilai-nilai moral dan kemanusiaan, ia mengingatkan. Karena itu ia mengajak untuk mepupuk jiwa, hati dan pikiran agar tumbuh prilaku dan tindakan yang mencintai prikemanusiaan, kedamaian, dan ketentraman menuju kesejahteraan hidup bersama.

Nilai-nilai universal dari setiap agama pada hakikatnya mengakui adanya komitmen kebersamaan atas dasar persaudaraan dalam perbedaan yang bertujuan untuk memelihara martabat manusia dan mencapai kesejahteraan masyarakat lahir dan batin, ia menegaskan. Dijelaskan pula, perkembangan kehidupan masyarakat, bangsa dan negara dewasa ini yang penuh tantangan membutuhkan hadirnya teladan dari para pemimpin bangsa sebagai referensi dan panutan moral bagi masyarakat. Dalam kaitan itu, katanya, keteladanan dalam menjalankan ibadah agama dan keteladanan dalam berprilaku di masyarakat merupakan dua dimensi keberagaman yang harus sejalan dan tidak boleh berbeda apalagi bertentangan.

Untuk itulah ia pada kesempatan ini mengajak seluruh kemponen bangsa, khususnya kepada para pemuka agama, untuk menghadirkan keteladanan dan kepeloporan dalam membangun kehidupan masyarakat yang religius, bermoral, menjunjung tinggi kejujuran, menjaga kerukunan, kedamaian dan persaudaraan dalam kebhinnekaan kehidupan bangsa dan negara. Ia mengajak umat Hindu di seluruh tanah air untuk senantiasa meningkatkan kualitas pemahaman dan penghayatan ajaran agama sebagai landasan etika, moral dan spiritual kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Tema Hari Raya Nyepi tahun ini adalah "Dengan Persaudaraan Kita Bangun Kebersamaan", menurut menteri, sangat relevan dengan upaya bangsa Indonesia membangun kerukunan antar-umat beragama yang cerdas dan kreatif sebagai pilar utama persatuan bangsa. (ESS)

Nasional Lainnya Lihat Semua

Berita Lainnya Lihat Semua