Nasional

Menag Lantik Rektor UIN Malang dan 3 Ketua STAIN

Jakarta (Pinmas) - Menteri Agama melantik dan mengambil sumpah rektor UIN Malang Prof. Dr. H. Mudjia Rahardjo MSc dan 3 Ketua STAIN, masing-masing Ketua STAIN Kendari DR Nur Alim M.Pd, Ketua STAIN Kudus Dr. H. Fathul Mufid M.SI.dan Ketua STAIN Samarinda Dr HM Ilyasin MPd. Acara pelantikan berlangsung di Operation Room Kemenag, Jl.Lapangan Banteng Barat, Jakarta, Rabu (2/5) dihadiri oleh para pejabat eselon I dan II Kemenag.

Ketika pelantikan berlangsung, Menteri Agama Suryadharma Ali, di luar teks pidatonya, mengomentari pergantian rektor UIN Malang dari Imam Suprayogo kepada juniornya Mudjia Rahardjo. Katanya, jika tak ada halangan oleh umur, tentu tidak ada pengganti Imam. Komentar itu disambut tawa hadirin, mengingat Imam adalah tercatat orang yang paling lama mengabdi di universitas Islam terbesar di tanah air itu. Universitas Islam Negeri (UIN) Maulana Malik Ibrahim Malang, kata Menag, punya kewajiban mengintegrasikan ilmu sains dan pendidikan Islam, karena lembaga pendidikan tinggi tersebut kini sudah menginternasional. " UIN Malang diharapkan maju pesat, karena sudah dikenal luas di sejumlah negara asing," tambahnya.

Bertaraf Internasional Menteri Agama menyatakan, UIN Malang perlu dipimpin oleh orang yang memiliki jiwa kepemimpinan kuat, karena tantangan ke depan semakin berat. Untuk itu diperlukan inovasi dan langkah-langkah yang strategis, bersinergi dengan pemangku kepentingan lain secara optimal. Sehingga ke depan perguruan tinggi Islam tak lagi dipandang sebagai kelas dua. "Jangan bersikap pasif, dan menunggu uluran tangan dari pemerintah," kata Menag Suryadharma Ali. Sementara itu Dirjen Pendidikan Islam, Nur Syam berharap dapat mengimplementasikan pesan-pesan Menteri Agama. Sebagai pemimpin baru di UIN Malang," kata Nur Syam, perlu melakukan inovasi seperti yang dilakukan ketika Imam Suprayogo memimpin perguruan tinggi itu.

UIN Malang harus menjadi tolak ukur bagi perguruan tinggi Islam lainnya di tanah air. UIN Malang harus menjadi pusat keunggulan. Untuk hal ini, siapa pun harus mengakui sekarang ini. Karena itu tugas mengintegrasikan ilmu sains dan pendidikan agama harus dapat direalisasikan. Nur Syam berharap UIN Malang juga dapat dijadikan internasionalisasi perguruan tinggi agama Islam. Hal ini penting mengingat sejumlah negara asing sudah mengakui keunggulan yang dimiliki UIN Malang. Ke depan harus menjadi panutan, katanya berharap. Mudjia Rahardjo, ketika dijumpai secara terpisah, menyatakan, akan berkomitmen terhadap agenda yang sudah ditetapkan.

Seperti mengoptimalkan posisi UIN Malang sebagai pusat ilmu sains dan ilmu pendidikan Islam, memantapkan peran mahad sebagai bagian dari fakultas yang ada, penguasaan bahasa asing (Arab dan Inggeris), internasionalisasi universitas (mahasiswa asing, dosen, jurnal asing dan kerja sama luar negeri), kompetensi jumlah dosen, IT base manajemen, penguatan kelembagaan fakultas kedokteran dan kesehatan. Mengenai ini, katanya, sedang disiapkan. Semua itu hanya dapat terwujud bila semua kekuatan di UIN Malang bergerak bersama, kata Mudjia Rahardjo.(ant/ess)

Tags:

Nasional Lainnya Lihat Semua

Berita Lainnya Lihat Semua