Nasional

Menag Launching Universitas NU Sumbar

Padang (Pinmas) —- Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin (LHS) melaunching Universitas Nahdlatul Ulama (NU) Sumatera Barat (Sumbar), Selasa (09/12). Launching ini bersamaan dengan pembukaan Musyawarah Kerja Wilayah (Mukerwil) NU Sumbar dengan tema “Konsolidasi Organisasi Untuk Menguatkan Komitmen NU dalam Pembangunan Umat” di Gedung Pramuka, Katib Suulaiman Kota Padang.

“Acara ini menunjukkan keberadaan Nandatul Ulama (NU) itu bukan organisasi papan nama saja, atau organisasi yang hanya bekerja lima tahun sekali. Ini organisasi yang real hidup di tengah masyarakat,” jelas Menag LHS.

Hadir dalam acara ini, para masyayyik, para habaib, para buya, rais syuriah NU Provinsi Sumbar, Gubernur Sumbar, Walikota Padang, Kakanwil Sumbar, Kapolda, seluruh jajaran cabang NU Sumbar, serta peserta Mukerwil.

Menurutnya, keberadaan Universita NU di Sumbar ini merupakan kepedulian NU kepada dunia pendidikan tidak pernah berhenti. “Bagaimanapun juga, dengan pendidikanlah peradaban kita dari waktu ke waktu, dari masa ke masa bisa meningkat kualitasnya. Karenanya dengan pendidikan kita mendapat pencerahan, oleh sebab itu peradaban kita semakin baik,” terangnya.

Menag mengatakan, NU adalah organisasi yang mempunyai sejarahnya sendiri, khas di Indonesia, tapi dikenal sampai luar negeri. Dalam sejarah panjangnya, NU selalu menebarkan Islam rahmatan lil alamin, Islam yang merangkul semua kalangan, menjunjung tinggi HAM, penuh dengan toleransi, tasamuh, tawazzun, menjunjung tinggi nilai (itidal). “Inilah ciri khas keberislaman Indonesia yang tidak bisa disamakan dengan Islam di luar negeri. Islam Indonesia memiliki karakteristiknya sendiri, Islam dikembangkan dengan ala NU atau aswaja,” jelasnya.

“Ini perlu tetap dijaga, karena kita mengalami tantangan yang tidak sederhana, dengan masuknya faham-faham keagamaan dari luar,” tambahnya.

Selain itu, NU selama ini juga menjadi bagian terdepan dalam menjaga kesatuan NKRI. Menag berharap, Kementerian Agama ke depan dapat terus bekerjasama, saling bahu membahu bersama NU dalam menjaga nilai-nilai baik yang ditinggalkan para pendahulu.

“Yang terpenting adalah tidak hanya bangun fisiknya saja, namun bagaimana menjaga dan memelihara bangunan itu setelah ada. Pemeliharaan itu memerlukan daya upaya, banyak sumber daya yang perlu dikerahkan, selain kepedulian yang istiqomah untuk membangun pendidikan,” harap Menag terhadap perkembangan Universitas NU ke depan.

“Batang kutat, banyak cabangnya. Apalah tanda nahdhiyin hebat, tanda nahdhiyin hebat, yang paling maslahat bagi sesamanya,” tutup Menag dengan pantunnya. (Arief/mkd/mkd)

Tags:

Nasional Lainnya Lihat Semua

Berita Lainnya Lihat Semua