Nasional

Menag Lepas Santri Belajar ke Turki

Jakarta (Pinmas) - Menteri Agama Suryadharma Ali mengapresiasi para santri penghapal Al-Qur’an yang akan melanjutkan studi di luar negeri. Diharapkan setelah kembali ke Tanah Air mereka akan melakukan perubahan yang positif menjadikan masyarakat yang Qur'ani. “Wujudkan masyarakat Indonesia sebagai masyarakat Qur'ani,” kata Menag pada acara Wisuda Angkatan ke-6 Pondok Pesantren Sulaimaniyah Santri Penghapal Al-Qur’an dan pelepasan mereka ke Turki di Auditorium HM Rasjidi, Kementerian Agama, Jakarta, Kamis (22/08).

Hadir dalam kesempatan ini, Dirjen Pendidikan Islam Nur Syam, Penasehat Duta Besar Turki Tugrul Eitan Ozten, dan Direktur Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren Ace Saifuddin. Wisuda diikuti 45 santri terdiri 35 santri laki-laki dan 10 perempuan hasil seleksi nasional yang direkrut dari berbagai pesantren di Tanah Air. Para santri menempuh pendidikan hafidz Al-Qur’an di PP Sulaimaniyah sehingga mampu menghapal Al-Qur’an 30 juz, dalam waktu relatif singkat 8 bulan sampai 1 tahun. Bahkan, ada juga di antara mereka yang bisa menyelesaikan hapalan kurang dari 6 bulan.

Program tahfidz Al Quran tersebut merupakan kerjasama Direktorat Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren Kementerian Agama dengan United Islamic Cultural Centre of Indonesia (UICCI). Selanjutnya para santri akan menempuh pendidikan di Turki selama 2 tahun untuk memperdalam ilmu agama.

Menteri Agama mengatakan, tradisi menghapal Al-Qur’an telah lama berkembang di Indonesia, terutama di pondok-pondok pesantren. Namun, upaya itu perlu peningkatan mutu sehingga diperlukan pembenahan yang lebih baik. “Perlu perhatian serius agar pesantren tahfidz terus lebih berkembang, juga perlu diperhatikan terhadap jaminan masa depan,” kata Menag.

Menag juga berharap, peserta beasiswa santri ke Turki pada tahun mendatang makin meningkat. “Jika tahun ini hanya 45 orang, diharapkan tahun depan jadi 100 sampai 200 orang,” ujarnya seraya menambahkan, bahwa metode menghapal Al-Qur’an di Turki perlu juga dikembangkan di Indonesia. Kepada para santri, Menag berpesan agar mereka menunjukkan jati dirinya sebagai Muslim yang moderat, inklusif, dan membawa perubahan. “Jangan jadi orang pinter yang hanya bisa mencemooh, mengolok-olokan negeri sendiri, itu bukan orang pinter,” pesan Menag. (ks)

Nasional Lainnya Lihat Semua

Berita Lainnya Lihat Semua