Nasional

Menag Minta Pimpinan Kemenag Proaktif Berikan Dukungan dan Fasilitasi Pelaksanaan APBA

Jakarta (Pinmas) – Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin mengingatkan agar seluruh unsur pimpinan Kementerian Agama secara proaktif memberikan dukungan dan memfasilitasi pelaksanaan Akuntansi Pemerintahan Berbasis Akrual (APBA) pada unitnya masing-masing. Hal ini ditegaskan Menag saat peresmian implementasi Akuntasi Pemerintahan Berbasis Akrual pada Kementerian Agama di Auditorium HM. Rasjidi Kantor Kemenag Jalan M.H. Thamrin No. 6 Jakarta, Jumat (27/3).

“Saya yakin, dengan dukungan dan upaya kita semua, tata kelola keuangan negara berbasis akrual dapat terlaksana pada tahun anggaran 2015 ini, sehingga laporan keuangan Kemenerian Agama berbasis akrual dapat disusun secara transparan dan akuntabel untuk mencapai opini Laporan Keuangan terbaik. Saya meminta satker untuk berperan dalam mensukseskan Implementasi Akuntasi Pemerintahan Berbasis Akrual,” pinta Menag.

Menag berharap acara Kick Off Meeting implementasi Akuntasi Pemerintahan Berbasis Akrual pada Kementerian Agama ini menjadi tonggak bagi perbaikan kualitas, transparan dan akuntabilitas pengeloaan keuangan negara yang lebih baik di masa mendatang.

Kepada seluruh pimpinan Kementerian Agama, Menag mengatakan bahwa sistem tetaplah sistem, bila tidak didukung SDM yang handal. Menag meyakini sistem ini (akrual) yang terbaik dibanding sistem sebelumnya yang selama ini kita terapkan yaitu sistem kas, lebih akurat dan mencerminkan kecermatan, akurasi dan transparan.

“Jadi dari sisi sistem apa yang sudah dan akan terus kita lakukan terkait dengan laporan akuntansi ini menurut hemat saya dan kita semua adalah sudah baik. Tinggal sekarang persoalannya adalah pada dimensi orangnya dan itu adalah kita semua,” ujar Menag

Dan terkait dengan dengan orang, menurut Menag, hanya dua saja syaratnya, pertama adalah kemauan dan kedua adalah kemampuan. Kemauan lebih ke aspek motivasi (nawaitu), kesadaran kita bersama untuk bisa menerapkan sistem akrual ini dengan baik dan kita tahu persis kenapa sistem ini kita harus terapkan, untuk keperluan dan kepentingan apa sistem di digunakan.

Karenanya, jelas Menag, perlu dibangun kesadaran itu. Itulah kenapa sejak beberapa waktu lalu kita semua berupaya untuk semaksimal dan seoptimalkan mungkin bisa menerapkan 5 nilai sebagai budaya kerja kita.

“Itulah sesungguhnya yang menjadi modal dasar kita dan sekaligus menjadi pijakan dasar kita untuk memiliki motivasi atau nawaiu yang dalam konteks saat ini mengapa harus menerapkan sistem Akuntasi Pemerintahan Berbasis Akrual,” tutur Menag.

Persoalan kedua, lanjut Menag, kalau sudah ada sisi kemauan dan bisa tertata dengan baik maka pada aspek kemampuan ini juga menjadi persoalan dari waktu ke waktu kita harus tingkatkan. Kita menyadari betul, bahwa problem kita ada dua, tidak hanya karena besar jumlah satuan kerja kita sehingga Kemenag merupakan kementerian yang memiliki satker terbesar, dan tantangan kedua adalah sebagian besar (penyusun laporan keuangan) kita tidak cukup memiliki latar belakang pendidikan formal di bidang akuntansi.

“Karenanya, saya katakan ini adalah tantangan bukan kendala apalagi hambatan tapi kita harus memaknainya sebagai tantangan. Karena pendidikan formal tidak juga menjamin kemampuan itu.,” jelas Menag.

Dikatakan Menag, setiap kita sudah diberikan Tuhan kapasitas memadai untuk bisa mendalami apapun yang ingin kita dalami. Selama ilmu itu bisa dipelajari, maka pada dasarnya setiap kita bisa mendalami bahkan menguasai ilmu itu.

“Oleh karenanya, saya mengajak kita semua untuk jangan berkecil hati meskipun tidak memiliki pendidikan formal atau latar belakang pendidikan formal yang berbasis ekonomi dan akuntan, tapi kita harus tunjukkan kepada dunia ini tidak hanya kepada Indonesia bahwa Kementerian Agama-pun kita bisa menerapkan sistem akuntansi pemerintahan berbasis akrual ini,” ajak Menag.

“Dan saya meyakini, semangat teman-teman semua tidak hanya pusat juga di daerah cukup tinggi untuk itu bahwa perubahan sedang terjadi di Kementerian Agama, dan saya merasa cukup berbesar hati karena gelombangnya sekarang sudah sama, memang harus diakui ada satu atau dua belum cukup berada frekuensi atau gelombang yang sama tapi mainstream-nya atau arus besarnya sudah ada pada frekuensi yang sama,” ucap Menag.

Oleh karenanya, urai Menag, ibarat kereta dengan sekian banyak rangkaian gerbong di Kementerian Agama kita akan terus melaju, dan mereka-mereka yang tidak bisa mengikuti laju perjalanan gerakan perubahan Kementerian Agama ini, pilihannya dua saja, dia akan berhadapan dengan laju percepatan perubahan ini atau dia akan ditinggal di tengah jalan.

“Oleh karenanya, sekali lagi saya bersyukur dan berterimakasih kepada kesetjenan dan tentu atas asistensi dan bimbingan dari Kementerian Keuangan bahwa mulai saat ini atau kick off meeting, kita akan mulai pembenahan dan menyempurnakan sistem akuntansi pelaporan keuangan kita berbasis akrual,” pungkas Menag. (dm/dm).

Tags:

Nasional Lainnya Lihat Semua

Berita Lainnya Lihat Semua