Nasional

Menag: Perbedaan Agama atau Golongan Jangan Timbulkan Perpecahan Umat

Jakarta(Pinmas) - Menteri Agama H Suryadharma Ali mengatakan, perbedaan agama atau golongan bukanlah harus menjadi konflik yang berujung pada perpecahan umat. Setiap agama mengajarkan umatnya agar menjadi manusia yang baik, bersikap toleran, dan saling menghormati, walaupun dalam keragaman suku, bangsa, budaya, dan agama. "Tidak ada satu agama pun di dunia ini yang mengajarkan kebencian dan permusuhan," ucap Menag pada acara pengukuhan pengurus DPP Perti Periode 2011-2016 di Jalan Rawamangun Jakarta Pusat, Minggu (26/2).

Hadir Ketua Umum DPP Perti Tengku H Mohammad Faisal Amin, Sekjen DPP Perti Andi Haramein, dan sejumlah pejabat Kemenag dan Pemprov DKI Jakarta, pengurus DPP Perti dan undangan lainnya. Menurut Menag, sikap keberagamaan seseorang tercermin dari perilakunya dalam kehidupan di masyarakat. Agama, papar Menag, bukan hanya mengandung aspek ritual belaka, tetapi juga mengajarkan aspek sosial. Dalam Islam diajarkan bahwa seseorang akan meraih kebahagiaan dunia dan akhirat bilamana ia mampu membangun hubungan yang baik kepada Tuhannya dan kepada manusia. Para ulama dan ahli agama, kata Menag, juga berpendapat bahwa seitap ibadah dalam agama memiliki pesan moraL, yakni menjadikan umatnya agar berperilaku akhlak mulia.

Setiap orang yang menghayati dan mengajarkan ajaran agamanya secara benar, pasti terdorong untuk berperilaku santun dan berakhak mulia. Oleh karena itu, peran dakwah sangat signifikan dalam mewujudkan masyarakat yang beradab dan santun. Dengan demikian, papar Menag, sebenarnya tidak ada kekerasan yang boleh dilakukan dengan mengatasnamakan agama. Sebagai bangsa Indonesia yang religious, kita harus mampu bersikap mencintai kedamaian, toleran, yang dapat membangun persatuan dan kesatuan dalam rangka keutuhan NKRI. "Dengan ini, saya juga ingin menyatakan bahwa kita tidak menerima eksklusivisme, radikalisme, dan berbagai bentuk kekerasan lainnya, karena hal itu sangat bertentangan dengan ajaran agama," ucapnya.

Untuk itu, kata Menag, sebagai bangsa InDonesia yang menganut keyakinan agama, kita harus mempu menampilkan corak keberagamaan yang mencintai kedamaian, toleran, saling menghormati antarumat beragama. Dengan kata lain, corak keberagamaan yang kita tampilkan adalah agama yang rahmatan lil alamin, yakni yang mampu mendatangkan rahmat dan kebaikan untuk semua manusia. Menag yang juga Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat Partai Persatuan Pembangunan (DPP PPP) mengatakan, dalam mengantisipasi tantangan globalisasi, sekolah-sekolah perlu diberdayakan dalam mempersiapkan para peserta didik khususnya pada penguasaan sains dan teknologi.

Penguasaan iptek Menag menagatakan, penguasaan iptek telah menjadi harapan dan tuntutan masyarakat global. Oleh karena itu, lanjutnya, diperlukan usaha keras dan sungguh-sungguh dalam mengimplementasikan sistem pendidikn yang lebih diorientasikan pada pencapaian kualitas dan secara terus menerus mengupayakan perbaikan mutu pendidikan. Sejak awal berdirinya pada tahun 1928, Perti telah menetapkan flatform perjuangannya dalam tiga bidang utama, yakni pendidikan, dakwah, dan amal sosial. Ketiga bidang ini bila dikelola secara konsisten dan profesional pasti memberikan manfaat besar bagi masyarakat Indonesia di era globalisasi. (dik)

Nasional Lainnya Lihat Semua

Berita Lainnya Lihat Semua