Nasional

Menag: Santri Tidak Boleh Seperti Katak Dalam Tempurung

Cirebon (Pinmas) - Menteri Agama Suryadharma Ali meminta agar santri jangan sampai seperti katak dalam tempurung. "Sudah saatnya, para santri menunjukkan prestasi yang membanggakan. Tidak hanya mempelajari ilmu agama, namun juga ketrampilan-ketrampilan lain seperti ketrampilan di bidang kelautan dan pertanian," kata Menteri Agama saat mengunjungi Al Ishlah Tajug, Sudimampir, Balongan, Indramayu, Jabar, Sabtu (24/3).

"Pondok pesantren harus berusaha keras untuk mengikuti perkembangan zaman, tanpa harus terperosok dan kehilangan jati diri. Hal ini penting karena ilmu pengetahuan tidak statis, slalu bergerak dinamis dan meningkat tiap hari," ujar Menag. Dalam kesempatan tersebut, Menag memuji model pembelajaran para santri Pondok Pesantren Al-Ishlah yang bahkan telah melakukan kerja sama ekpedisi hingga Sulawesi. Menag menambahkan, saat ini, tekhnologi pengawetan makanan, telah berkembang pesat. "Para santri harus mampu mengetahui dan memahami dengan detail, mana makanan yang sanggup memberi asupan gizi dan mana makanan yang diawetkan dengan bahan-bahan kimia seperti formalin yang membahayakan tubuh," tambah Menag.

Selain itu, lanjut Menag, pondok pesantren mempunyai kesempatan menjadi tempat dan pusat pengetahuan umum, yang terbaru adalah tentang sterilisasi makanan melalui system radiasi, sebuah teknologi nuklir yang mampu digunakan sebagai bahan pengawet makanan. "Untuk itu, agar tekhnologi ini dapat kita pelajari secepatnya, sebentar lagi, saya akan ke BATAN (Badan Teknologi Atom dan Nuklir). Pasti akan luar biasa jika ada pembelajaran tentang nuklir di pondok pesantren," lanjut Menag. Menag juga mengatakan bahwa banyak instansi pendidikan berkaliber internasional, meniru model pembelajaran 24 jam yang sering diterapkan dalam pondok pesantren, di mana model ini mampu memberikan ilmu pada waktu tertentu.

Pondok Pesantren Al-Ishlah didirikan pada 1 Juli 2001 oleh para alumni Pondok Modern Gontor, setelah sebelumnya mendapat wakaf tanah dari warga pada 27 Maret 2001. Pondok ini mencoba memadukan system pembelajaran di pondok modern dengan model pondok salafiyyah. Kini, pondok dibawah pimpinan KH Imam Mawardi Hakim telah berkembang pesat dan selain mengajarkan ilmu agama, juga membuka pendidikan formal SMP dan SMU. Pondok pesantren ini menempati lahan seluas 4,5 H. .(G-penk)

Nasional Lainnya Lihat Semua

Berita Lainnya Lihat Semua