Nasional

Menag: Selama Ada Pesantren, Gerakan Transnasional Tidak Berkembang

Jambi (Pinmas) —- Kontribusi pesantren bagi pembangunan bangsa nyata dan tak terbantahkan. Sejak merebut, mempertahankan, bahkan mengisi kemerdekaan hingga sekarang, pesantren terus berkontribusi bagi pencerdasan kehidupan bangsa. Tidak hanya itu, pesantren nyata sukses menjadi banteng ideologi atas berbagai gerakan, termasuk transnasional, yang ingin merongrong Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI)

“Pesantren sanggup menjadi garda terdepan untuk membentengi Negara dari gerakan transnasional yang ingin merongrong dan menggoyahkan ideologi bangsa dengan mengusung isu

pendirian negara Islam dan penyatuan negara-negara Islam,” demikian penegasan Menag saat memberikan sambutan dalam pembukaan Musabaqah Qira’atil Kutub (MQK) Tingkat Nasional ke-V Tahun 2014, di Ponpes As’ad, Olak Kemang, Danau Teluk, Kota Jambi, Rabu (3/9).

Hadir dalam pembukaan, Gubernur Jambi Hasan Basri Agus dan Wakil Gubernur Jambi Fachrori Umar, Wamenag Nasaruddin Umar, Sekjen Kemenag Nur Syam, Direktur Pendidikan Diniyah dan

Pontren Ace Saefuddin, Bupati/Walikota se Jambi, para Kakanwil Kemenag se-Indonesia, serta para alim ulama Jambi dan masyarakat umum.

“Dengan tetap berdirinya pesantren yang tetap memegang teguh nilai-nilai tasamuh (toleran), tawasuth (moderat) dan tawazun (berimbang) dalam menyikapi perbedaan pandangan, gerakan fundamentalis tidak berkembang di Tanah Air,” imbuh Menag.

Terkait itu, lanjut Menag, kementerian yang dipimpinnya ini berkomitmen untuk terus mendukung dan mengoptimalkan peran pesantren dalam memperkokoh ideologi bangsa yang mengayomi seluruh masyarakatnya dan membentengi mereka dari bahaya ideologi transnasional. Menurutnya, MQK tidak sekedar musabaqah atau ajang perlombaan, lebih dari itu, MQK adalah sarana meneguhkan identitas Islam khas Indonesia yang rahmatan lil alamin, menghargai keragaman, mengayomi dan bermanfaat untuk semua.

MQK harus menjadi salah satu manivesto kontribusi pesantren dalam memperteguh ideologi bangsa dan meneguhkan persatuan dan kesatuan bangsa yang berbhinneka Tunggal Ika,” kata Menag. (G-penk/mkd/mkd)

Tags:

Nasional Lainnya Lihat Semua

Berita Lainnya Lihat Semua