Nasional

Menag: Spirit Muharam, Momentum Muhasabah atau Evaluasi Diri

Jakarta (Pinmas) -- Tahun Baru Islam, 1 Muharam 1435 Hijriyah merupakan 
momentum muhasabah atau evaluasi terhadap diri sendiri.
Hakikatnya adalah hijrah, namun bukan perpindahan tempat tetapi mental,
moralitas, dan religiusitas kita sebagi bangsa. Maksudnya, mengubah sifat
buruk menjadi lebih baik, korupsi menjadi antikorupsi, bebas nilai menjadi
menjunjung tinggi nilai-nilai agama, miskin menjadi sejahtera, dan seterusnya.
Hal itu dikemukakan Menteri Agama (Menag) Suryadharma Ali dalam
peringatan Tahun Baru Islam, 1 Muharram 1435 Hijriyah, di Mesjid Istiqlal,
Jakarta, Selasa (5/11).
“Ini momentum yang tepat untuk melakukan introspeksi diri," kata Menag.
Menag mengatakan, Tahun Baru 1 Muharam 1435 Hijriyah merupakan 
momentum muhasabah atau evaluasi terhadap diri sendiri.
Hakikatnya adalah hijrah, namun bukan perpindahan tempat tetapi mental,
moralitas, dan religiusitas kita sebagi bangsa.
Maksudnya, mengubah sifat buruk menjadi lebih baik, korupsi menjadi
antikorupsi, bebas nilai menjadi menjunjung tinggi nilai-nilai agama,
miskin menjadi sejahtera, dan seterusnya.
Menag pun mengajak umat Islam untuk memetik hikmah pergantian tahun 
dan memperbarui sikap mental dan perilaku individu dan masyarakat.
Pergantian tahun selalu mengingatkan umat pada peristiwa hijrah
Nabi Muhammad SAW dan para sahabatnya dari Makkah ke Madinah,
kota peradaban yang semula bernama Yatsrib.
“Hijrah merupakan mata rantai untuk membangun tatanan kehidupan 
masyarakat yang memberi jaminan dan kebebasan menegakkan akidah,
menjalankan ibadah, merealisasikan ajaran Islam yang menjadi rahmatan
li al-'alamin, kasih sayang bagi alam semesta”, terang Menag.
Menurut Menag, peristiwa hijrah adalah tonggak paling bersejarah dalam 
perkembangan agama Islam ke seluruh dunia, sehingga ditetapkan sebagai
permulaan penanggalan tahun baru Islam. Semangat dan nilai tahun baru
hijrah adalah perubahan menuju keadaan yang lebih baik. Dalam perspektif
kekinian, sebagai bagian dari makna hijarah, lanjut Menag, bangsa Indonesia
harus kembali memperkuat karakter dan akhlak karimah.
“Hal ini perlu agar bangsa tak larut dalam dalam gemerlap negatif globalisasi, 
dan tergilas zaman”, papar Menag.
Hadir dalam acara tersebut, antara lain Wakil Menag Nasaruddin Umar, 
Dirjen Bimas Islam Abdul Djamil, dan Ketua Umum Badan Kontak Majelis
Taklim (BKMT) Prof. Tutty Alawiyah. Acara ini menghadirkan sekitar
3.000 jemaah majelis taklim se-Jabodetabek, dan menampilkan salawat,
qasidah, serta tablig akbar. (Yudhiarma/dm).
 

Tags:

Nasional Lainnya Lihat Semua

Berita Lainnya Lihat Semua