Nasional

Menag: Terjemah Tak Sepenuhnya Gambarkan Maksud Alquran

Menag saat memberi sambutan di Ijtimak Ulama Al-Qur'an tingkat Nasional di Bandung (08/07). Foto: Rikie

Menag saat memberi sambutan di Ijtimak Ulama Al-Qur'an tingkat Nasional di Bandung (08/07). Foto: Rikie

Bandung (Kemenag) --- Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin mengingatkan masyarakat untuk tidak hanya mencukupkan usaha memahami Alquran hanya melalui terjemah. Sebab, terjemahan Alquran, betapun bagus dan sempurnanya, tetap bukanlah Alquran, dan tidak akan pernah bisa menggantikan posisinya.

"Terjemahan tidak dapat sepenuhnya menggambarkan maksud Alquran," tegasnya saat membuka Ijtimak Ulama Al-Qur’an Tingkat Nasional di Bandung, Senin (07/07).

Bahasa-bahasa di dunia, menurut Menag, terlalu miskin untuk bisa menerjemahkan Alquran sesuai yang dikehendaki Allah SWT. Oleh karenanya, ada benarnya ulama yang berkeberatan menyebutnya sebagai “Terjemahan Alquran”. Para ulama Al-Azhar di Mesir memperkenalkannya dengan istilah ‘tarjamat ma`ânî al-Qur`ân’ atau terjemahan makna Al-Quran. Sejalan dengan itu, Prof. Dr. M. Quraish Shihab, memberi judul karya terjemahannya dengan “Al-Qur'an dan Maknanya”.

"Terjemahan Al-Quran hanyalah sarana untuk memahami makna kata-kata, kalimat dan ayat Al-Quran. Itu pun masih harus diuji dan diperluas lagi pemahamannya melalui buku-buku tafsir. Tidak cukup untuk memahami Al-Quran hanya melalui terjemahan," tandasnya.

Ijtimak Ulama Alquran yang akan berlangsung 8-10 Juli ini diikuti 110 peserta. Mereka adalah para ulama, akademisi, dan pemerhati kajian tafsir dan ilmu Al-Quran dari unsur Kementerian Agama, Majelis Ulama Indonesia (MUI), Badan Pengembangan Bahasa dan Perbukuan Kemendikbud, Dosen Perguruan Tinggi Islam, Ulama dan Pengasuh Pondok Pesantren, Asosiasi Ilmu Al-Qur’an, dan Pusat Studi Al-Qur’an. Ijtimak Ulama Al-Qur’an ini akan diawali dengan Seminar Penerjemahan Al-Qur’an.

Seminar akan mendiskusikan kajian seputar penerjemahan Al-Qur’an dan hal-hal yang terkait dengan upaya penerjemahannya. Tampil sebagai narasumber, antara lain: Prof. Dr. Thomas Djamaluddin, Ph.D, Dr. TGH Zainul Majdi, MA, Prof. Dr. Dadang Sunendar, M.Hum, dan Prof. Dr. Said Agil al-munawwar.

Nasional Lainnya Lihat Semua

Berita Lainnya Lihat Semua