Nasional

Menag: Wajah Pesantren, Wajah Indonesia

Menag disambut Pengasuh dan Dewan Ustadz setibanya di Pesantren Mambaus Sholihin, Manyar, Gresik, Sabtu (21/10). (foto: inan)

Menag disambut Pengasuh dan Dewan Ustadz setibanya di Pesantren Mambaus Sholihin, Manyar, Gresik, Sabtu (21/10). (foto: inan)

Gresik (Kemenag) --- Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin mengatakan bahwa bahwa wajah keberagamaan pesantren sangat mempengaruhi corak keberagamaan di Indonesia.

“Pesantren seperti apa wajahnya, akan mempengaruhi wajah Indonesia secara keseluruhan. Karena mayoritas penduduk Indonesia adalah muslim. Dan, Islam di Indonesia dipengaruhi dunia pesantren,” demikian penegasan Menag Lukman saat memberikan orasi ilmiah pada Sidang Senat Terbuka Wisuda Sarjana S1 Institut Keagamaan Abdullah Faqih (INKAFA) Pesantren Mambaus Sholihin, Manyar, Gresik, Sabtu (21/10).

“Apa yang terjadi di pesantren mencerminkan apa itu Indonesia. Dan bagaimana wajah Indonesia sangat mempengaruhi Islam di dunia. Sebab muslim terbanyak ada di Indonesia,” lanjutnya.

Menurut Menag, Islam di Indonesia dikenal moderat. Hal ini tidak terlepas dari kemampuan pesantren sebagai lembaga pendidikan keagamaan dalam memadukan teks dan nalar dalam memahami Islam.

Pesantren, kata Menag, terbukti mampu memadukan kekuatannya untuk berpegang pada teks (Al Qur'an dan hadis) dan penggunaan akal (dalam memahami keilmuan) sehingga bermuara pada moderasi Islam. Pesantren terbukti mampu menggabungkan originalitas dan modernitas.

“Keduanya berjalan berdampingan, tidak saling mengalahkan,” tegas Menag.

Selain itu, moderasi dalam memahami Islam di Pesantren juga terbangun karena kehidupan para santri yang terbiasa dalam keragaman. “Kelebihan santri karena hidup bersama. Santri sudah terbiasa menghadapi keragaman. Temannya datang dari berbagai penjuru Tanah Air, bahkan luar negeri. Itu sudah membentuk karakter dalam menyikapi keragaman,” tuturnya.

Menag berharap, tradisi baik ini terus dijaga. Namun demikian, para santri dan wisudawan juga harus terus mengembangkan kompetensi karena akan menghadapi tantangan perubahan yang tidak sederhana.

“Perubahan luar biasa cepat. Kaum santri harus memiliki kemampuan menangkap perubahan ini. Kuasai media informasi dan komunikasi. Ini sesuatu yang tidak bisa dielakkan,” pesan Menag.

Sidang Senat Terbuka Program Wisuda Sarjana S1 INKAFA diikuti oleh seluruh Civitas Akademika kampus. Sidang dipimpin oleh Rektor INKAFA, Drs. KH Abdus Salam, MM. Tampak hadir juga , Pengasuh Pesantren Mambaus Sholihin KH Masbukhin Faqih.

Total ada 241 wisudawan, terdiri dari 85 wisudawan putera dan 156 wisudawan putri. Mereka kuliah pada empat fakultas, yaitu: Tarbiyah, Syariah, Ushuluddin, dan Dakwah. (Nurhasanah)

Nasional Lainnya Lihat Semua

Berita Lainnya Lihat Semua