Nasional

Mendaki Jabal Nur, Napak Tilas Jejak Rasul

Gua Hira di pucak Jabal Nur, Makkah. (foto: danyl)

Gua Hira di pucak Jabal Nur, Makkah. (foto: danyl)

Makkah (Kemenag) --- Senin (11/09), jam menunjukan pukul 03.00 Waktu Arab Saudi (WAS) saat saya bersama dua rekan dari Kankemenag Jakarta Selatan, Rizky Firmansah dan Naif Adnan, berangkat Jabal Nur.

Kami bertiga bermaksud mendaki bukit yang di puncaknya terdapat sebuat gua bernama, Gua Hira. Gua itu menjadi saksi sejarah turunnya wahyu pertama kepada Nabi Muhammad SAW. Iqra, bacalah!

Turun dari mobil pengantar, kami awali perjalanan dengan menyusuri jalanan menanjak sekira 60 derajat dengan jarak sekitar 60 meter menuju kaki bukit. Cukup menantang, hingga terbayang bagaimaan perjuangan Siti Khadijah yang bolak balik mengantar makanan untuk Rasulullah kala itu.

Seperempat jalan, kami bertemu dua jemaah kloter 25 Embarkasi Jakarta-Pondok Gede (JKG 25). Salah satu di antara mereka bernama Syamsudiin, pegawai Kementerian Agama. Satu lainnya adalah ketua rombongan, Maryatsah.

Kami berlima lalu melanjutkan perjalanan menuju kaki bukit, menyusuri sejumlah toko yang menjajakan barang. Meski masih pagi, pertokoan di sini sudah banyak yang buka. Tertarik dengan salah satu tongkat seharga lima Riyal, Syamsudiin mampir lalu beli.

“Kayaknya tanjakan di puncak Bogor enggak kaya gini amat, disini terjal banget ya,” kata Syamsudiin. Untung udara pagi itu cukup bersahabat. Angin berhembus sejuk, sedikit mengurangi rasa capek. Namun, merasa tidak bisa melanjutkan perjalanan, Syamsuddin memilih beristirahat.

Kami berempat melanjutkan perjalanan, menapaktilaskan jejak Rasul saat resah menyaksikan prilaku kaum Quraisy dan memohon petunjuk kepada Allah SWT.

Mendaki Jabal Nur menuju Gua Hira membutuhkan fisik dan stamina prima. Kami berempat harus berhenti beberapa kali untuk sekadar mengatur nafas, meminum seteguk air, dan meluruskan kaki untuk kemudian berjalan lagi. Butuh waktu sekitar satu jam untuk bisa mencapai puncak Jabal Nur. Namun, perjuangan berat itu terbayar dengan pemandangan indah Kota Makkah yang bercahaya oleh pendar cahaya lampu.

Sampai di puncak, kita harus turun sekitar lima meter ke balik gunung untuk sampai di Gua Hira. Tampak banyak jemaah antri masuk gua berukuran 3,5 x 1,5 x 1,6 meter itu. Di dalam lubang gua yang hanya bisa memuat 3 - 4 orang itu, mereka berdoa, berzikir, dan shalat. Melihat antrian yang panjang dan padat, kami memilih tidak memaksakan diri ke mulut Gua.

Azan Subuh berkumandan. Pendakian kami tutup dengan Subuh di Puncak Jabal Nur. Doa dipanjatkan dan terbayang perjuangan berat Rasulullah jelang meneriwa wahyu pertama; Iqra, bacalah!.

Tags:

Nasional Lainnya Lihat Semua

Berita Lainnya Lihat Semua