Nasional

Mengenal MA Riyadl, Madrasah Berbasis Riset dengan Banyak Prestasi

Siswa MA Riyadlotut Tholabah Sedan sedang melakukan riset di laboratorium madrasah

Siswa MA Riyadlotut Tholabah Sedan sedang melakukan riset di laboratorium madrasah

Rembang (Kemenag) --- Madrasah di pelosok desa, bukan berarti tidak bisa berkembang. Justru, dengan semangat pengelola madrasahnya yang tinggi, madrasah di desa pun bisa menunai prestasi hingga tingkat nasional.

Madrasah Aliyah (MA) Riyadlotut Tholabah Sedan adalah salah satu madrasah yang terletak di Kecamatan Sedan, Kabupaten Rembang. Madrasah ini telah memperoleh predikat ‘Madrasah Berbasis Riset’ pada 2020. Di bawah kepemimpinan Kepala MA Riyadl, Anshori, madrasah ini telah meraih banyak prestasi, mulai dari tingkat Kabupaten Rembang hingga nasional.

Diungkapkan Anshori, MA Riyadl mulai merintis penelitian sejak 2006. “Saat itu kami mendapatkan dana pengembangan madrasah dari program MEDP (Madrasah Education Development Project). Dana tersebut kami gunakan untuk pengembangan sarpras berupa laboratorium dan peningkatan mutu siswa,” jelas Anshori di Rembang, Selasa (10/10/2023).

Dengan melibatkan guru pembimbing, yaitu Husna Mardhiyah, MA Riyadl mulai menggembleng siswa untuk aktif di bidang penelitian dengan membuka ekstra kulikuler Karya Ilmiah Remaja (KIR). Karena peminatnya banyak, madrasah ini membuka kelas unggulan riset pada tahun 2020.

“Kami ada dua kelas unggulan, yaitu IPA dan IPS. Kelas unggulan ini terdiri atas siswa-siswi pilihan. Alhamdulillah banyak siswa yang tertarik di bidang riset ini,” kata Anshori.

Berkat ketekunan dan keseriusan Husna dan dukungan dari seluruh civitas guru, MA Riyadl ini sudah berhasil menorehkan puluhan prestasi, dari tingkat kabupaten hingga nasional, bahkan hampir setiap tahun.

Husna menceritakan, MA Riyadl ini memulai kompetisi riset pada 2013. Pertama kali mengikuti kompetisi riset, prestasi tim dari MA Riyadl ini sudah patut diacungi jempol. Tim riset MA Riyadl memulai prestasinya dengan mengikuti Olimpiade Penelitian Siswa Indonesia (OPSI) tingkat nasional yang diadakan Pusat Prestasi Nasional Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI (Puspresnas Kemdikbud). Hasilnya, tim dari MA Riyadl masuk sebagai finalis 30 besar.

“Saat itu pesertanya tak hanya dari madrasah, tapi juga sekolah dari seluruh Indonesia,” kata Husna.

Atas prestasi awal ini, tim riset MA Riyadl diundang ke Kementerian Agama. Oleh Dirjen Pendis, mereka mendapatkan apresiasi dan uang pembinaan.

Prestasi lain yang menonjol adalah juara III Lomba Karya Ilmiah Remaja (LKIR) yang diselenggarakan oleh Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) pada 2015. Satu medali yang sangat sulit didapatkan, karena kompetisinya sangat ketat. Pesaingnya adalah SMA dan MA se-Indonesia.

“Waktu itu kami mengambil bidang Ilmu Sains dan Humaniora dengan judul Fenomena ‘Manak dan Mutu di Kecamatan Sedan’. Jadi, satu ibu itu mempunyai cucu dan anak dalam satu waktu karena pernikahan dini. Alhamdulillah kami mendapatkan juara III nasional,” ungkap Husna.

Prestasi ketiga yang menjadi kebanggaan yaitu juara II Myres nasional 2023 yang diadakan awal September 2023 di Kendari, Sulawesi Tenggara. Pada kompetisi ini, tim Myres MA Riyadl, yaitu M. Yufi Anaqsana dan Ja’far Shodiq Hibatullah mengambil judul “Ketoke Kuwat, Nyatane Sekarat, Problematika Rumah Tangga Pelajar Putus Sekolah Akibat Hamil di Luar Nikah”.

Puluhan juara lainnya juga diperoleh antara lain dalam kompetisi KTI yang setiap tahun diadakan oleh Universitas Brawijaya Malang, UINSA Surabaya, UIN Walisongo Semarang.

Berikut beberapa prestasi bidang karya ilmiah yang pernah diraih oleh MA Riyadlotut Tholabah :

1. Poster Terfavorit dalam lomba LKTIA tingkat nasional yang diadakan oleh Universitas Brawijaya (tahun 2022)
2. Tim Terfavorit dalam lomba LKTI CSSMORA tingkat nasional yang diadakan oleh UINSA (tahun 2018)
3. Juara I lomba LKTI tingkat Jawa Kategori Sosial yang digelar oleh STAIN Kudus (2014)
4. Juara I lomba LKTI Pelajar tingkat Jawa yang digelar oleh STAIN Kudus (2015)
5. Juara I lomba LKTI Pelajar tingkat Jawa yang digelar oleh STAIN Kudus (2016)

6. Juara I lomba LKTI CSSMORA tingkat nasional UINSA Surabaya (2017)
7. Juara II lomba LKTIA GBQ tingkat nasional yang digelar oleh Universitas Brawijaya (2014)
8. Juara III Lomba Karya Ilmiah Remaja (LKIR) yang diselenggarakan oleh Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) tahun (2015)
9. Juara II Madrasah Young Researchers Superchamp (Myres) tingkat nasional yang digelar oleh Direktorat KSKK Kemenag RI (2023)
10. Finalis 10 besar LKIR tingkat nasional yang digelar oleh LIPI (2013)

Husna mengatakan, bidang yang diteliti dalam pembuatan karya ilmiah lebih didominasi oleh isu keagamaan dan sosial kemasyarakatan. Namun bukan berarti mengesampingkan bidang-bidang lainnya. “Saat ini kami sedang mengikuti lomba ide kreatif di bidang kuliner. Kami sudah menciptakan kreasi kuliner dan akan kita buat ide pemasarannya secara online,” kata perempuan yang terkesan kalem ini.

Segala prestasi yang diraih tersebut tentunya tidak lepas dari usaha yang sungguh-sungguh dan doa yang kuat. “Kesuksesan yang kita raih tidak lepas dari dua usaha, yaitu jalur bumi dan jalur langit. Jalur bumi adalah usaha dengan sungguh-sungguh. Sedangkan jalur langit adalah doa. Saya selalu tekankan pada anak-anak, bahwa karya orang lain itu lebih bagus dari kita. Maka kita kuatkan doa kepada Allah sebagai nilai tambah ikhtiar kita,” ungkap Husna. (Shofatus Shodiqoh)


Editor: Moh Khoeron
Fotografer: Istimewa

Nasional Lainnya Lihat Semua

Berita Lainnya Lihat Semua