Nasional

Menjadi Menteri Agama Sungguh Tantangan Luar Biasa

Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin saat menyampaikan sambutan pada acara silaturahim dan halal bilhalal di Ponpes Bangil, Jatim

Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin saat menyampaikan sambutan pada acara silaturahim dan halal bilhalal di Ponpes Bangil, Jatim

Bangil (Kemenag) --- Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin menyampaikan bahwa menjadi seorang menteri agama itu merupakan tantangan yang sungguh luar biasa.

“Sejak dilantik 9 Juni 2014, ketika pemerintahan saat itu Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), dan ini adalah tahun yang ketiga, saya menjalani cobaan ini, tentu saya memohon maaf dan doa dari semuanya agar saya selamat menjalani cobaan ini”, kata Menag saat memberikan sambutan pada acara halal bilhalal dan silaturahim di Ponpes Darul Lughoh Wa Dalwa, Bangil, Jawa Timur, Sabtu (8/7).

Didepan para ulama, habaib dan pengasuh pondok pesantren, Menag Lukman menyampaikan bahwa mengurusi persoalan agama agama begitu besar dan kompleks, karena bagi masyarakat Indonesia agama sangat vital, sangat agamis, yang tidak bisa memisahkan nilai agama dari kehidupan sehari-hari”, kata Menag.

Mumpung Menag bertemu dengan para habaib, tak lupa juga Menag Lukman yang juga merupakan anak ulama besar almarhum Saifuddin Zuhri ini memohon doa, mudah-mudahan dirinya selamat dalam mengemban amanah yang sangat mulia dan tantangan yang tidak sederhana ini.

“Saya ingin menitipkan pesan, kepada ulama, kyai, habaib, tantangan kita kedepan semakin kompleks, semakin beragam, dan ini tentu menuntut kearifan kita, tidak hanya sekedar tahu, faham, arif, dan memahami betul dampak konsekuensi dari sesuatu. Tantangan umat islam, adalah kearifan melihat persolan”, papar Menag.

Sekedar mengingatkan, sebagai sebuah bangsa, kita mengalami persoalan yang serius, karena tarikan dari berbagai hal, yang dapat memicu perpecahan diantara kita.

Akan hal itu, Menag Lukman menegaskan bahwa karena kearifan para pendahulu, Dalwa bisa menjadi seperti sekarang ini, karena para pendahulu al maghfurlah. Harapannya kedepan Indonesia dapat kita wariskan kepada penerus kita, ini menjadi tentu tanggungjawab kita.

“Alhamdulillah Pondok pesantren ini tetap pada rel ahlussunnah waljamah, islam yang dapat menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan. Mudah-mudahan ini mampu kita jaga, ini warisan pada pendahulu kita”, kata Menag.

“Dengan mengucapkan bismillahirrohmanirrohim, dalwa hotel syariah dan dalwa mart secara resmi saya nyatakan diresmikan, semoga bisa bermanfaat bagi masyarakat kita”, tutup Menag.

Sebelumnya, Direktur Pasca Sarjana Institut Agama Islam Darul Lughah Wadda'wah (INI Dalwa), Habib Zainal Abidin Bilfaqih, mengatakan, Ponpes Dalwa yang didirikan pada 1980 lalu, kini mempunyai 7.450 santri putra dan putri dan telah memiliki 4 kampus.

"Alhamdulilah, kami baru saja membebaskan tanah seluas 5,3 ha yang bisa kita manfaatkan untuk pengembangan pesantren" terang Habib.

Sementara itu, Pengasuh PP Dalwa yang juga Rektor INI Dalwa, Habib Segaf bin Hasan Baharun mengatakan, Ponpes Dalwa Fokus dibudang bahasa dan dakwah.

"Santri kami ada dari seluruh provinsi di Indonesia, ada pula sekitar 70 santri dari Malaysia 70 santri, 50-an santri dari kamboja. Ada pula yang dari Rohingya, Singapura, Srilangka, Brunei dan Australia. Alumni kami tersebar di 45 provinsi dibeberapa negara" imbuh Habib.

Hadir dalam Halal bilhalal tersebut Bupati Pasuruan, para tokoh agama dan tokoh masyarakat Pasuruan dan undangan. Tampak hadir juga Kakanwil Kemenag Jawa Timur Syamsul Bahri, Staf Khusus Gugus Waskito dan Hadi Rahman, Kepala Biro Humas dan Data Informasi Mastuki, serta mantan Rektor UIN Malang Imam Prayogo.

(M Arif Efendi)

Nasional Lainnya Lihat Semua

Berita Lainnya Lihat Semua