Nasional

Rektor UIN Antasari: Saifuddin Zuhri yang Merintis, Putranya yang Memajukan

Rektor UIN Antasari Mujiburahman. (foto: Danil)

Rektor UIN Antasari Mujiburahman. (foto: Danil)

Banjarmasin (Kemenag) --- Rektor UIN Antasari Banjarmasin Mujiburrahman mengatakan, UIN (IAIN) Antasari berdiri pada 20 November 1964 dan diresmikn oleh Menag saat itu, KH Saifuddin Zuhri.

"Hari ini, di Banjarmasin Post, saya menulis tentang Takdir dan Ikhtiar Menag. Pada 20 November 1964, Menag Saifuddin Zuhri meresmikan IAIN Antasari. Hari ini, Menag Lukman Hakim Saifuddin yang tak lain adalah putra (alm) KH Saifuddin Zuhri, meresmikan gedung baru dan fakultas baru di sini," ujarnya pada Peluncuran Alquran dan Terjemahnya dalam Bahasa Banjar versi Aplikasi Digital dan peresmian Gedung Baru dan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam di Kampus UIN Antasari, Banjarmasin, Kalsel, Senin (26/02).

"Bahkan, IAIN jadi UIN pada April tahun lalu, terjadi di mana Pak Lukman menjadi pemimpin tertinggi Kemenag. Ayahnya yang merintis, putranya yang memajukan," lanjutnya.

Rektor mengaku berkali-kali hatam membaca buku karangan KH Saifuddin Zuhri yang dikenal dekat dengan tokoh Islam asal Banjar, KH Idham Chalid.

"Pada 1962, saat menjabat Menag, KH Saifuddin Zuhri menginisiasi berdirinya lembaga penerjemah Alquran. Kini, di bawah kepemimpinan putranya, Alquran diterjemahkan tidak hanya dalam Bahasa Indonesia, namun juga ke berbagai bahasa ibu. Salah satunya Bahasa Banjar," tuturnya.

Menurut Rektor, Suku Banjar merupakan suku terbesar ke-10 di Indonesia dan mayoritas beragama Islam. Rektor menyampaikan terima kasih kepada Kemenag atas penerjemahan Alquran ke Bahasa Banjar.

"Alquran terjemahan Bahasa Banjar ini, selain mempermudah masyarakat muslim Banjar yang berjumlah 99,50% dari populasi Suku Banjar, dalam belajar kandungan Alquran, juga mampu menjaga bahasa Banjar terhindar dari kepunahan. Semoga apa yang kita perjuangkan ini mampu memberi perubahan yang positif bagi masyarakat dan negeri ini," harap Rektor.

Kapuslitbang Lektur, Khazanah Keagamaan dan Manajemen Organisasi, M Zain yang juga hadir mengatakan, hingga 2017, Kemenag telah meluncurkan 12 terjemahan Alquran berbahasa daerah, yaitu: Bahasa Banyumasan (Jateng), Bahasa Banjar (Kalsel), Bahasa Sasak (NTB), Bahasa Kaili (Sulteng) , Bahasa Makassar (Sulsel), Bahasa Toraja (Sulsel), Bahasa Bolaang Mongondow (Sulut), Bahasa Batak Angkola (Sumut), Bahasa Minang (Sumbar), Bahasa Dayak (Kalbar), Bahasa Ambon (Maluku), dan Bahasa Bali.

"Untuk 2018 ini, terjemahan Bahasa Bugis sedang finalisasi validasi penerjemahan, menyusul Bahasa Palembang dan Bahasa Sunda," terang M Zain.

Nasional Lainnya Lihat Semua

Berita Lainnya Lihat Semua