Nasional

SBPAC Berharap Menag Dorong Perdamaian Thailand Selatan

Jakarta (Pinmas) - Pimpinan Delegasi Pusat Pemerintahan Provinsi Perbatasan Thailand Selatan (The Southern Border Province Administative Center of The Kingdom of Thailand/SBPAC) Col.Pol. Tawee Sodsong berharap Menteri Agama Suryadharma Ali dapat memberi dorongan percepatan proses perdamaian di Thailand Selatan melalui kerja sama sosial-ekonomi dan budaya. Indonesia dengan keanekaragaman budayanya memiliki beberapa kesamaan dengan Thailand Selatan, karena itu melalui kerja sama sosial-ekonomi dan budaya bisa mendorong proses percepatan di wilayah itu, kata Tawee Sodsong kepada pers di Jakarta, Jumat (05/04), seusai pertemuan delegasi SBPAC dengan jajaran Kementerian Agama.

Pada pertemuan itu Menag didampingi beberapa pejabat eselon I dan pertemuan itu sendiri berlangsung dalam suasana akrab. Sebelumnya pada pertemuan sesi pertama Jumat pagi Wakil Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin ikut tampil sebagai pembicara dan memberikan masukan kepada delegasi dari Thailand tersebut. Delegasi SBPAC terdiri dari kalangan pejabat, pemuka agama, kalangan akademisi dan pimpinan media massa setempat. Sjafrie Sjamsoeddin dalam pesannya kepada delegasi tersebut berharap Pemerintah Thailand dapat memberikan suasana teduh bagi warga Thailand Selatan dengan cara tidak menonjolkan kekuatan militer yang bisa menyebabkan warga setempat merasa tercekam. "Berilah suasana keteduhan dan lakukan pendekatan dialog, kata Sjafrie.

Menurut Tawee Sodsong, di wilayah Thailand Selatan diakui masih ada pasukan militer. Tetapi hal itu tidak sampai membuat masyarakat setempat terlalu khwatir. Namun ia merasa yakin bahwa hal itu tak akan lama dan proses perdamaian yang tengah berjalan akan membuahkan hasil. Proses perdamaian yang akan terwujud tentu akan menggunakan pendekatan dialog. Dan Indonesia, melalui Menteri Agama, menurut dia, melalui kerja sama pendidikan, agama dan sosial ekonomi tentu akan mempercepat proses perdamaian di wilayah itu. Menteri Agama Suryadharma Ali, dalam petemuan dengan delegasi SBPAC itu menanggapi beberapa keinginan yang disampaikan beberapa peserta. Di antaranya keinginan Thailand Selatan masuk dalam forum Majelis Agama Brunei Darussalam-Indonesia-Malaysia-Singapura (MABIMS). "Keinginan itu akan kita perjuangkan. Tentu setelah mendapat persetujuan dari Pemerintah Thailand," kata Suryadharma Ali.

Poin penting yang perlu realisasi, lanjut Menag, adalah keinginan Thailand Selatan melakukan kerja sama pendidikan Bahasa Melayu atau Indonesia. Termasuk pembelajaran qira'ah, teknik dan pembelajaran membaca Al-Qur'an dengan baik. Kerja sama di bidang pendidikan dianggap penting, karena itu Menag berharap kerja sama dengan universitas negeri Islam, seperti UIN Syarif Hidayatullah perlu ditindaklanjuti. Siswa-siswa dari Thailand Selatan yang terkendala untuk meningkatkan pendidikannya, kata Suryadharma Ali, harus segera dibicarakan dengan pimpinan institusi pendidikan terkait secara konkrit. Kementerian Agama bisa memberikan bea siswa Thailand Selatan untuk belajar di universitas negeri Islam yang ada di Indonesia.

Pernyataan Menag akan memberi bea siswa bagi mahasiswa Thailand Selatan itu spontan disambut tepuk tangan delegasi tersebut. Dan mengenai undangan dari perhimpunan muslimah universitas Yala agar Indonesia mengirim pesertanya pada konferensi di institusi pendidikan itu, pada 29-30 Juli 2013, dijawab menteri akan diupayakan. "Insya Allah, kita akan mengirim," kata Menag. Berkaitan dengan kerja sama haji dan bidang ekonomi, Menag minta kepada delegasi SBPAC untuk menginfentarisirnya. Termasuk rencana pendirian museum Al Quran di wilayah itu.

Setelah diinventarisir, hendaknya disampaikan ke Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umroh (PHU) Anggito Abimanyu untuk segera disampaikan kepada pihak otoritas yang berwenang. Soal pendirian museum Al-Quran, Menag mendapat laporan dari Hazamee Alseh, pimpinan pondok Samanmitivttaya bahwa di wilayah itu banyak Al Quran tulisan tangan berusia 200 hingga 600 tahun. Agar Al-Quran tersebut tidak rusak, maka perlu dibuatkan museum. "Tolong dimasukkan dalam rencana ke depan," pinta Menag Suryadharma Ali kepada Hazamee Alseh. (ant/ess)

Tags:

Nasional Lainnya Lihat Semua

Berita Lainnya Lihat Semua