Nasional

Sekjen Dorong Doktor PTKIN Segera Jadi Profesor

(foto:  istimewa)

(foto: istimewa)

Batusangkar (Kemenag) --- Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (PTKIN) terus berbenah untuk menjadi perguruan tinggi bermutu. Karenanya, keberadaan dosen dengan kualifikasi doktor dan profesor menjadi penting.

Hal ini disampaikan Sekjen Nur Syam saat menjadi narasumber pada Studium General yang digelar IAIN Batusangkar, Sumatera Barat, Rabu (22/02). Acara ini dihadiri Rektor IAIN Batusangkar Kasmuri, Kakanwil Sumatera Barat, Hendri, Kakankemenag Tanah Datar, para Wakil Rektor, Dekan dan Wakil Dekan, serta dosen dan mahasiswa.

“Jika sekarang sudah ada 35 orang doktor di sini, maka langkah yang diperlukan ialah dengan menjadikan program profesorisasi para doctor,” dorong Nur Syam.

“Kekuatan PT sangat tergantung pada seberapa banyak professor yang dimilikinya. Semakin banyak professor yang andal, maka akan semakin berkualitas lembaga pendidikan dimaksud,” sambungnya.

Menurut Nur Syam, PTKIN ke depan dihadapkan pada tantangan penguatan mutu. Salah satu upaya yang perlu dilakukan adalah memperkuat kualitas dosen.

Selain dosen, peningkatan mutu mahasiswa juga niscaya. Hal itu bisa dilakukan dengan perubahan program pembelajaran, penguatan praktikum mahasiswa dan juga pemberian pembekalan soft skill yang lebih baik. “Kita tidak bisa berpangku tangan menghadapi tantangan era yang tidak menentu ini dengan hanya mengandalkan proses pembelajaran konvensional seperti sekarang,” tuturnya.

“Kita semua harus mengembangkan kemampuan akademik yang unggul. Baik dosen maupun mahasiswa harus terus berupaya untuk menemukan konsep atau teori baru yang memiliki relevansi dengan pengembangan ilmu untuk sosial kemasyarakatan,” lanjutnya.

Untuk itu, kata Nur Syam, diperlukan kemampuan riset yang baik. Proses pembelajaran harus berbasis riset untuk tujuan discovery. Jadi bukan hanya transformasi ilmu atau pemindahan ilmu dari dosen ke mahasiswa akan tetapi bagaimana dosen dan mahasiswa bisa menemukan hal-hal baru yang outstanding.

“Mahasiswa harus diajak berkelana dalam pengembaraan ilmu pengetahuan sehingga kelak mereka akan dapat melakukan discovery processing yang baik,” tandasnya.

Nur Syam menambahkan, di era milenial, setidaknya ada empat hal yang harus dimiliki, yaitu: competency, communication, collaboration, dan innovation. Nur Syam mengatakan, orang yang ingin survive harus memiliki keahlian atau capacity, bukan hanya pengetahuan tapi juga professionalisme.

Selain kompetensi atau kehalian, dibutuhkan juga kemampuan komunikasi, baik secara interpersonal maupun extrapersonal. Penguatan kemampuan komunikasi harus dipertajam, diiringi penguasaan bahasa yang baik, sehingga akan bisa menjadi “warga dunia”.

Kemampuan bekerja sama dan berinovasi juga fundamental. Menurut Nur Syam, untuk leading dalam sebuah komunitas sosial, diperlukan upaya untuk terus berubah. “Jangan selalu beranggapan sesuatu yang “mapan”. Jika kemapanan sudah menjadi sikap hidup kita, maka hanya akan menunggu kapan kita dihabisi oleh lainnya,” tandasnya. (NS)

Tags:

Nasional Lainnya Lihat Semua

Berita Lainnya Lihat Semua