Nasional

Sekjen: Empat Tantangan Pusat Bimbingan dan Pendidikan Konghucu

Foto : Romadanyl

Foto : Romadanyl

Jakarta (Kemenag) --- Sekjen Kemenag Nur Syam menyebut ada empat tantangan yang harus dicermati Pusat Bimbingan dan Pendidikan Konghucu. Hal itu disampaikan Nur Syam saat berbicara pada Rapat Konsultasi dan Koordinasi Pembinaan dan Pelayanan Agama Khonghucu Tahun 2018.

Kegiatan ini diikuti para Kepala Subbag Hukum dan Kerukunan Umat Beragama Kanwil Kemenag Provinsi dan Kankemenag Kabupaten/ Kota. Tampak hadir juga, Kepala Pusat Bimbingan dan Pendidikan Konghucu Mudhofir dan Kepala Biro Perencanaan Ali Rokhmad.

Pertama, tantangan pelayanan, bimbingan, dan pendidikan keagamaan Konghucu. Menurut Sekjen tantangan ini sangat penting sebab terkait dengan misi Kementerian Agama, yakni meningkatkan kualitas pemahaman dan pengamalan beragama.

"Apa saja agamanya, moderatlah tujuannya," ujar Sekjen di Jakarta, Rabu (21/03).

Sekjen memandang pentingnya memetakan akses pendidikan bagi umat Konghucu. "Pada kenyataannya masih banyak anak-anak kita yang beragama Konghucu belum memperoleh pelayanan agamanya, karena lembaga pendidikannya belum optimal," ujar Sekjen.

Selain itu, penting juga dilakukan pemetaan kebutuhan penyuluh agama Konghucu di setiap daerah. "Berapa jumlah penganut agama Konghucu, termasuk juga pendidiknya, berapa guru-guru yang dibutuhkan, agar didata dengan baik," terangnya. Peta kebutuhan ini selanjutnya disampaikan kebutuhan tersebut kepada Kementerian PAN RB.

Kedua, tantangan pengembangan struktur dan sumber daya manusia (SDM). "Stuktur dan SDM Konghucu menjadi sangat penting untuk diperhatikan, daerah mana yang perlu kita kembangkan agar ada pembimasnya di situ," kata Sekjen.

"Ketika kita akan merumuskan struktur baru, tentu harus dipikirkan analisis jabatan, analisis tugas pokok dan fungsi, analisis SDM," imbuhnya. Menurutnya, penambahan struktur pembimas Konghucu perlu dibicarakan dengan Kementerian PAN RB dengan melampirkan analisis-analisis tersebut.

Ketiga, tantangan database kelembagaan, pendidikan, dan bimbingan Konghucu. Sekjen meminta peserta untuk berkoordinasi dengan dinas pendidikan setempat. Tujuannya, mendata siswa yang beragama Konghucu pada sekolah di daerah masing-masing. Perlu juga dilakukan pendataan rumah ibadah Konghucu di masing-masing daerah.

Keempat, tantangan untuk merumuskan program prioritas (quick wins) Pusat Bimbingan dan Pendidikan Konghucu di tahun 2018. Menurutnya, di tahun 2018 ini setidaknya ada 4 program prioritas yang bisa dilakukan. Pertama, membuat proposal pendirian Sekolah Tinggi Agama Khonghucu. Kedua, penguatan database populasi umat Khonghucu, lembaga keagamaan dan pendidikan Khonghucu. Ketiga, penguatan database SDM Khonghucu. Keempat, penguatan dan pemihakan anggaran.

Sekjen berharap bahwa tantangan-tantangan ini dapat dijawab oleh Pusat Bimbingan dan Pendidikan Konghucu di tahun 2019 mendatang.

Nasional Lainnya Lihat Semua

Berita Lainnya Lihat Semua