Nasional

Serial Destinasi Ziarah di Madinah: Goa Uhud

Madinah (Pinmas) – Perang Uhud tidak hanya menyisakan petilasan bukit kecil tempat peperangan kaum muslimin bersama Rasullallah SAW melawan kaum kafir yang menjadi destinasi wisata ziarah jemaah haji dari berbagai belahan dunia di kota Madinah. Seperti diketahui, Rasulullah SAW dalam peperangan tersebut terluka tubuhnya, termasuk tanggalnya beberapa gigi beliau. Kali ini, MCH mengunjungi sebuah goa sempit tempat Rasulullah dievakuasi karena luka-luka yang dideritanya, Minggu (21/9).

Goa tersebut terletak 300 meter dari tempat peperangan, berada diketinggian kurang lebih 50 meter. Dari bawah kaki bukit kita bisa melihat goa tersebut yang berada di salah bagian bukit yang menjulang. Untuk mencapainya, kita harus mendaki mengikuti jalur yang sudah ada, dengan kontur bukit yang berbatu, dibutuhkan kehati-hatian agar tidak terpeleset.

Bagi jemaah Indonesia, goa itu bukan prioritas untuk dikunjungi, selain membutuhkan stamina untuk mendaki, jalur pendakian dan bukit berada di pinggir perumahan penduduk dengan ruas jalan yang sempit hingga sukar dilalui bus besar. Menurut beberapa keterangan, hanya beberapa jemaah asal Pakistan, Bangladesh, dan India yang sering mengunjungi goa tersebut. Seperti siang itu, ada tiga jemaah dengan ciri-ciri fisik dari tiga negara tersebut yang ziarah ke Goa Uhud.

Goa Uhud, tak ubahnya celah besar di badan bukit, hanya saja kita tidak bisa melihat isi di dalamnya karena sudah ditutup dengan tembok setinggi 2,5 meter, menyisakan lobang bagian atasnya. Dan satu hal, di jalur pendakian hingga area dua meter mulut goa, ditaburi kotoran hewan oleh penduduk. Bukan tanpa maksud, kotoran kambing tersebut untuk menetralisir aroma harum yang konon keluar dari dalam goa tersebut dan membuat pengunjung enggan mendaki ke goa. Selain di mulut goa, kotoran itu juga ditaburkan di dalam goa.

Aroma wangi itu, menurut cerita berasal dari darah luka Rasulullah yang menempel di dinding goa saat beliau bersandar, dan kotoran serta tembok yang menutup goa untuk menghindarkan umat dari potensi syirik dan bid’ah dari keberadaan goa dan cerita di dalamnya, sesuatu yang dilarang keras pihak Arab Saudi. Tidak seperti destinasi ziarah lainnya, goa tersebut memang sepi, tidak ada pedagang atau paparazi yang biasa hadir di setiap tempat wisata. Selain kotoran hewan, bukit dan sisi goa banyak ditemukan grafiti bertuliskan huruf Arab, bendera negara tertentu, ulah tangan jahil peziarah.

Salah satu tim MCH, mencoba memanjat tembok tersebut untuk melihat kondisi dalam goa. Dari pengamatannya, goa tersebut bisa menampung sampai lima orang dengan posisi berdiri. Celahnya lebar di tengah dan menyempit di belakang goa. Atap goa tertutup oleh batu besar yang menempel diantara dua dinding bukit, dan satu hal, alas atau dasar goa banyak kotoran hewan yang sudah mengering. Meski demikian, menurut cerita yang berkembang, bila hujan turun, aroma harum akan menebar dari goa tersebut meski disekelilingnya dipenuhi kotoran hewan. Wallahu‘alambissawab.

Satu hal yang bisa dipetik dari tetirah dan petilasan lain tentang Rasulullah SAW ini adalah agar umat Islam menghayati dan menginternalisasi spirit dan nilai-nilai perjuangan beliau dalam menegakkan kalimat tauhid dan meneladani beliau untuk memperoleh keuatamaan hidup dunia dan akhirat. Amin. (dm/mch2014).

Tags:

Nasional Lainnya Lihat Semua

Berita Lainnya Lihat Semua