Nasional

Stafsus Menag: Chattra, Kerinduan Umat Buddha Akan Kesempurnaan Candi Borobudur

Staf Khusus Menteri Agama Wibowo Prasetyo

Staf Khusus Menteri Agama Wibowo Prasetyo

Magelang (Kemenag) --- Staf Khusus Menteri Agama Bidang Komunikasi dan Informasi Publik Wibowo Prasetyo mengatakan rencana pemasangan Chattra di puncak stupa utama Candi Borobudur merupakan kerinduan dan harapan bagi umat Buddha Indonesia dan dunia.

Pernyataan ini disampaikan Wibowo Prasetyo dalam Media Gathering Keagamaan Buddha Terkait Chattra Candi Borobudur yang dihadiri puluhan jurnalis dari berbagai media nasional dan daerah.

"Kemenag mendukung pemasangan Chattra di Candi Borobudur yang memiliki filosofi luar biasa bagi umat Buddha. Tentu ini harus dibahas secara serius dan Kemenag akan memfasilitasinya. Mayoritas umat Buddha menaruh harapan Chattra ini segera dipasang agar kesempurnaan terwujud dan Borobudur menjadi wisata religi umat Buddha dunia," kata Wibowo Prasetyo di Magelang, Selasa (10/9/2023).

Ia menambahkan dalam Rapat Koordinasi Nasional Pengembangan Lima Destinasi Pariwisata Super Prioritas (DPSP) di Magelang pada Juli lalu, Chattra menjadi perhatian serius pemerintah dan konsen bersama agar bisa dilihat oleh umat Buddha.

"Dan Gus Men Yaqut Cholil Qoumas pun sudah menegaskan Chattra sangat penting bagi umat Buddha. Di sinilah pentingnya dukungan dan dorongan dari teman-teman jurnalis," sambung Wibowo Prasetyo didampingi Dirjen Bimas Buddha Supriyadi.

Menurut alumni UI yang akrab disapa Bowo ini, Chattra sangat penting karena layaknya objek persembahan dan pelindungan bagi umat Buddha.

Berdasarkan hasil monitoring tim media Kementerian Agama, jelas Bowo, umat Buddha Indonesia sangat mengharapkan pemasangan Chattra di Candi Borobudur.

"Bila Chattra tidak ada ibarat tubuh tanpa kepala dan umat Buddha menginginkan kesempurnaan dengan pemasangan Chattra. Ruang diskusi ini kita buka seluas-seluasnya. Jadi tidak sekadar adu kesaktian dan argumen melainkan memperkaya perspektif akan keberadaan Chattra di Candi Borobudur," tandasnya.

Ia menilai ada kontroversi yang muncul oleh sebagian pihak bahwa bahwa Chattra yang akan dipasang di Candi Borobudur tidak semuanya original lantaran sudah dimakan usia.

"Namun di satu sisi, bagi umat Buddha Chattra layak untuk dipasang sebagai upaya untuk melengkapi kesempurnaan Candi Borobudur. Ini sudah harapan umat Buddha dan diharapkan segera dapat diwujudkan," ujarnya.

Pemerintah saat ini, lanjut Bowo, tengah menyusun rancangan Kepres tata kelola pemanfaatan Candi Borobudur sebagai tempat ibadah umat Buddha dunia.

Bowo berharap pemanfaatan dan pengelolaan Candi Borobudur harus dipikirkan dan dibahas yang intinya memberikan ruang yang luas kepada pengunjung dengam tetap menjaga kelestariannya.

Dalam rencana ke depan, kata Bowo, tentu banyak program agar masyarakat Buddha dunia berkunjung ke Indonesia, khususnya ke Candi Borobudur.

Bowo menilai perlu dilakukan percepatan dalam mewujudkan pemasangan Chattra di puncak Candi Borobudur.

"Jangan ini hanya menjadi angan-angan. Ini harus menjadi peninggalan yang baik bagi umat Buddha. Saya kira tidak ada kendala. Kalau ada perspektif itu hanya memperkaya hasanah terhadap pemasangan Chattra," ujar Bowo.

"Kepada Ditjen Bimas Buddha teruslah kawal ini jangan pernah lelah. Ini tidak semata usulan pemerintah melainkan juga kerinduan umat Buddha akan kesempurnaan Candi Borobudur," tutup Bowo.

Usai mendengar ppaparan Stafsus Menag Wibowo Prasetyo, puluhan jurnaliskemudian mengunjungi Candi Borobudur dan berdialog langsung dengan Arkeolog Candi Borobudur ​​​​Imiyono.


Editor: Moh Khoeron
Fotografer: Rikie Andriyawan

Nasional Lainnya Lihat Semua

Berita Lainnya Lihat Semua