Nasional

Sumber Listrik Bersih Antar Tim Madrasah TechnoNatura Juara Inovasi Samsung

Pemenang Samsung Solve for Tomorrow 2023

Pemenang Samsung Solve for Tomorrow 2023

Jakarta (Kemenag) --- Tim Madrasah TechnoNatura Depok didaulat sebagai juara Samsung Solve for Tomorrow 2023. Menggunakan nama Dasher, tim ini beranggotakan Abdurrohman Haniyah, Emirrasya Mohamad Mayko Saleh, Muhammad Ikmal Taqi, dan Fariz Marsal Musyaffa.

Juara II tim RGB dari SMA Negeri 8 Jakarta. Tim ini menciptakan KeywordRBG, aplikasi belajar yang mengintegrasikan AI dan gamification untuk membuat kegiatan belajar di kelas semakin menyenangkan.

Juara III, kelompok Qalam Malaq dari SMA Negeri 78 Jakarta yang menciptakan solusi Microalgae Aquarium (Malaq) berisi microalgae yang efektif mengubah karbondioksida menjadi oksigen, cocok untuk menangani masalah polusi udara di perkotaan.

Samsung Solve for Tomorrow (SSFT) diselenggarakan oleh Samsung. Tujuannya, mencari talenta muda dari seluruh nusantara yang inovatif.
Pengumuman Pemenang diselenggarakan pada Rabu (13/9/2023) di The Habitate, Jakarta.

Pemenang SSFT mendapatkan hadiah produk dari Samsung. Pemenang pertama mendapatkan hadiah produk Samsung senilai Rp150 juta, runner up pertama senilai Rp70 juta, runner up kedua senilai Rp45 juta. Ada lagi pemenang People Choice yang mendapatkan hadiah produk Samsung senilai Rp25 juta.

“Samsung Solve for Tomorrow diinisiasi sebagai wadah di mana anak-anak muda didorong dan diberdayakan untuk berani mengemukakan ide-ide mereka untuk menciptakan perubahan yang lebih baik di dalam komunitas. Potensi anak-anak muda Indonesia sangat besar menjadi generasi penerus dan calon pemimpin masa depan untuk Indonesia yang lebih baik,” ujar Simon Lee, President Samsung Electronics Indonesia.

Melalui SSFT, Samsung mendorong siswa SMA, SMK, dan Madrasah Aliyah di seluruh Indonesia menjadi inovator sejak dini dengan memberikan ide yang dapat menjadi solusi-solusi inovatif berbasis STEM. Dari 309 ide yang dikirimkan, terpilih 40 semi-finalis yang kemudian mengikuti boot camp mentoring dan pelatihan design thinking untuk mempertajam idenya menjadi perencanaan yang efektif.

Babak final diikuti 15 tim finalis. Mereka melakukan sesi presentasi dan interview oleh dewan juri dari Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi, Kementerian Agama, Pusat Penelitian Teknologi Informasi & Komunikasi – Institute Teknologi Bandung, dan tim dari Samsung. Para dewan juri merupakan pakar di bidangnya, termasuk di bidang STEM.

Plt Direktur Kurikulum, Sarana, Kelembagaan, dan Kesiswaan (KSKK) Madrasah Muchammad Sidik Sisdiyanto mengaku senang para siswa madrasah diberi kesempatan melalui Samsung Solve for Tomorrow untuk menunjukkan ide dan kreativitas mereka dalam memecahkan masalah-masalah sosial di masyarakat.

“Samsung Solve for Tomorrow membuktikan bahwa inovasi yang bermanfaat bagi masyarakat bisa datang dari siapa saja, asalkan punya keberanian serta kemauan untuk belajar dan memanfaatkan teknologi untuk merancang solusi yang menakjubkan dan bermanfaat bagi masyarakat," ujarnya.

"Kompetisi ini adalah peluang yang sangat baik bagi dunia pendidikan madrasah di Indonesia untuk terus menggali potensi anak-anak muda untuk masa depan yang lebih baik,” sambungnya.

Sumber Listrik Bersih

Tim Dasher mengusung proyek Power on Demand untuk menciptakan energi listrik bersih. Mereka mengembangkan teknologi pembangkit listrik berbasis biomassa yang menghasilkan hidrogen dengan proses gasifikasi dan terkoneksi dengan Artificial Intelligence (AI).

Proses kerjanya dimulai dari masuknya pelet biomassa ke dalam reaktor gasifikasi. Proses gasifikasi ini terjadi pada suhu tinggi sekitar 700-1000 derajat Celcius. Gas yang ada akan terpisah lalu membentuk SynGas dengan unsur H2, CO2, CO, CH4. SynGas yang sudah murni bisa keluar dari reaktor gasifikasi.

Pada ajang ini, Tim Dasher juga mengenalkan alat bernama H2 Nose. Ini merupakan alat pendeteksi zat berupa aroma, bau, dan gas. Alat ini dapat memudahkan proyek pengolahan biomassa menjadi energi dengan identifikasi awal biomassa.

H2 Nose merupakan alat berbasis sensor. Di dalamnya terdapat 16 sensor yang dapat mendeteksi dan menganalisis jenis dari bahan yang tertangkap oleh sensor yang ada. Di sinilah AI bekerja dalam proses produksi energi tersebut.

Semangat yang dibawa oleh Tim Dasher adalah transisi energi dari energi berbasis fosil ke energi yang ramah lingkungan. Mereka sangat menginginkan Indonesia menjadi negara yang mandiri energi.

"Kami janji 2045 negara ini mandiri, kami memberi solusi produksi hidrogen berbasis AI," ungkap mereka saat sesi presentasi.

Mereka juga mengungkapkan bahwa inovasi ini dapat digunakan dalam sektor industri energi, pemerintahan maupun masyarakat umum. "Hasil kami berpotensi digunakan oleh Industri energi, pemerintah dan umum. Kita juga dapat menciptakan lapangan pekerjaan," tambah mereka.

Tawaran kerja sama juga menghampiri mereka, salah satunya adalah kerja sama dengan PT. After Oil yang memiliki proyek energi di Ibu Kota Nusantara (IKN). Dalam hal ini Tim Dasher berperan sebagai pihak yang mengoptimalisasi gasifikasi.

"Kita dari awal kerjasama dengan PT. After Oil, kebetulan mereka punya proyek di IKN, kemudian kita diajak untuk mengoptimalisasi gasifikasi mereka," ungkap mereka dalam wawancara setelah sesi acara berakhir. (Argya D. Maheswara dan sumber lain)


Editor: Moh Khoeron
Fotografer: Istimewa

Nasional Lainnya Lihat Semua

Berita Lainnya Lihat Semua