Nasional

Tantangan Menag untuk Profesor Riset dan Peneliti Kementerian Agama

Menag berfoto bersama profesor riset kemenag dan KH Lukman Hakim (Foto:fkusuma)

Menag berfoto bersama profesor riset kemenag dan KH Lukman Hakim (Foto:fkusuma)

Jakarta (Kemenag) --- Menteri Agama Fazhrul Razi memberikan empat tantangan kepada para profesor riset Kementerian Agama. Tantangan ini disampaikan Menag saat Prasi Pengukuhan tiga Profesor Riset yang digelar Badan Penelitian dan Pengembangan dan Pendidikan dan Pelatihan Kemenag di Auditorium HM Rasjidi Kantor Kemenag Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat, Selasa (19/11).

Tampak hadir, Menteri Agama Kabinet Kerja Lukman Hakim Saifuddin, para peneliti, para rektor, pejabat di lingkungan Kemenag dan undangan lainnya. Mereka yang dikukuhkan sebagai Profesor Riset adalah Dr. Muhammad Adlin Sila di Bidang Agama dan Masyarakat, Dr. Farida Hanun di Bidang Evaluasi Pendidikan, dan Dr. Idham di Bidang Agama dan Masyarakat

"Saya ingin memberikan tantangan. Pertama, kepada para orator untuk menjadi agen-agen terdepan dalam melanjutkan upaya-upaya positif yang telah dilakukan Kementerian Agama," tegas Menag.

Terkait Moderasi Beragama, lanjut Menag agar Prof. Adlin dan Prof. Idham menjadi pengawal program Moderasi Beragama agar meraih hasil yang dicita-citakan, yaitu keharmonisan kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara, yang kita ketahui sempat goyah pada beberapa waktu belakangan.

"Kepada Prof. Farida, saya memberikan tantangan untuk berkontribusi lebih luas, menjadikan lembaga madrasah terdepan dalam menciptkan insan yang beriman, bertakwa, sekaligus dapat unggul baik di level daerah, nasional, dan internasional," tutur Menag.

Kedua, kepada peneliti dan insan IPTEK Kementerian Agama, untuk dapat menjalankan amanah sebagaimana tertuang dalam UU SISNAS IPTEK, yang menjadikan Iptek sebagai solusi terhadap permasalahan yang dihadapi bangsa Indonesia.

Ketiga, untuk seluruh pegawai Kementerian Agama, jaga jiwa yang berintegritas, profesionalitas, kaya inovasi, bertanggung jawab atas amanah yang diemban, serta senantiasa menjadi teladan dalam kebaikan. Lima nilai budaya kerja itu harus terus kita pegang erat agar institusi kita dapat semakin maju ke depannya.

"Terakhir keempat, saya mengimbau kita semua senantiasa menjunjung tinggi persatuan, mengutamakan kepentingan bersama di atas kepentingan individu atau golongan, serta saling bergotong-royong. Apabila hal itu dapat kita wujudkan, maka insya Allah negara kita akan menjadi negara yang kokoh, beradab, dan memiliki daya saing di antara negara-negara lain di dunia," tandas Menag.

Nasional Lainnya Lihat Semua

Berita Lainnya Lihat Semua