Nasional

Tidak lagi Akses, Sekjen Minta PTKIN Fokus Peningkatan Mutu

(foto:  istimewa)

(foto: istimewa)

Serang (Kemenag) --- Sekjen Kemenag Nur Syam mengingatkan Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (PTKIN) untuk mulai fokus pada program peningkatan mutu pendidikan. Menurutnya, arah pembangunan PTKIN ke depan tidak lagi berkutat pada masalah perluasan akses, tapi lebih untuk menjadi PTKIN bermutu.

Pesan ini disampakan Nur Syam saat menjadi pembicara pada pembinaan pegawai bertajuk “Peningkatan Kualitas ASN dalam Mengembangkan Integritas” yang digelar UIN Syekh Maulana Hasanuddin (SMH) Banten di Serang, Selasa (20/02). Hadir pada acara ini Rektor SMH Banten Fauzul Iman, para Wakil Rektor, para Dekan dan Wakil Dekan, Kepala Biro, dan segenap jajaran pejabat dan pelaksana pada UIN SMH Banten.

“Ada tuntutan yang sungguh luar biasa terkait peran pendidikan tinggi di Indonesia. Di antara yang terjadi ialah perubahan paradigmatik dari akses ke mutu. Ke depan target peningkatan PTKIN ialah menjadi PTKIN bermutu,” ujarnya.

“Jadi sudah tidak lagi berpikir tentang perluasan akses yang selama ini menjadi arah dalam pembangunan pendidikan, akan tetapi sudah mengarah kepada peningkatan mutu pendidikan,” sambungnya.

Menurut Nur Syam, jika dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) tahun 2014-2019 masih tercantum tentang perluasan akses dan pemerataan pendidikan, maka RPJMN tahun 2019-2024 sudah berubah secara paradigmatis yaitu pendidikan bermutu. “Jadi kita semua harus mengejar target mutu pendidikan di masa yang akan dating,” tandasnya.

Nur Syam juga mendorong civitas akademika UIN untuk mulai menggeser orientasi dari PTKIN berlevel nasional ke PTKIN bertaraf internasional. Di era global, PTKIN harus berupaya memasuki kawasan internasional, mulai dari aspek akreditasi institusi, dosen, dan mahasiswa.

Nur Syam mencontohkan Universiti Kebangsaan Malaysia (UKM) yang pada tahun 2007 lalu saja sudah memiliki mahasiswa dari 34 negara. Beberapa Perguruan Tinggi Negeri di Indonesia juga ada yang sudah berakreditasi internasional. “Artinya, bahwa untuk menjadi PTKIN bertaraf internasional tentu bukanlah sesuatu yang tidak terjangkau,” tuturnya.

Perubahan lainnya yang diingatkan Nur Syam adalah dari tata kelola manual ke tata kelola berbasis teknologi informasi. Dunia birokrasi kini sudah harus digunakan system electronic government atau e-gov. Melalui e-gov maka akan terjadi percepatan. Siapa yang cepat dialah yang menguasai terhadap perubahan di dunia global.

“PTKIN juga harus meninggalkan cara kerja konvensional menuju cara kerja professional. Dunia sedang dituntut oleh profesionalitas yang makin kental. Untuk menghadapi abad milenial, maka yang dibutuhkan ialah four C’s, yaitu Competency, Communications, Collaboration and Creativity,” ujarnya.

Nur Syam berharap, PTKIN ke depan tidak hanya melahirkan generasi yang memiliki kompetensi tapi juga mampu berkompetisi. Harus ada upaya untuk menjadikan para civitas akademika dapat berburu kompetensi agar bisa survive di tengah persaingan global yang tidak bisa ditawar.

“Untuk menjawab tantangan di atas, maka para pimpinan PTKIN, khususnya UIN SMH Banten harus terus berinovasi dalam banyak hal, khususnya untuk memberdayakan dunia birokrasi kita agar lebih kuat dalam menerapkan berbagai pelayanan berbasis teknologi informasi sebab di sinilah tantangan paling riil yang dihadapi oleh birokrasi kita,” tandasnya. (NS)

Tags:

Nasional Lainnya Lihat Semua

Berita Lainnya Lihat Semua