Nasional

Usulkan Baca Qur`an Masuk UN, Menag Respon Positif

Jogyakarta (Pinmas) - Sejumlah ulama menilai pelaksaan ujian nasional (UN) selama ini masih kurang baik. Karena lebih mendominasi pada ujian akademis semata. Tidak memasukan materi ujian keagamaan, khususnya membaca Al Qur'an. Menanggapi itu, Menteri Agama Suryadharma Ali secara lugas memberikna respon positif. Membaca Al Qur'an dianggap layak menjadi bagian dari ujian nasional. Meskipun perlu ada pengkajian lebih mendalam. "Sebagai menteri agama, saya sangat senang mendengar usulan ini. Tapi UN itu merupakan kewenagna Menteri Pendidikan. Jadi nanti saya bicarakan dengan pak Nuh (Mendikbud;red)," ujar Menteri Agama, Suryadharama Ali saat menghadiri Zikir Akbar dan Sholawat di alun-alun utara, Jogjakarta, Kamis (29/3).

Menurutnya memasukan materi baca Al Qur'an dalam ujian nasional sudah tepat. Apalagi pelajaran Al Qur'an memang bagian dari pelajaran agama Islam. Jadi secara akademis bisa diujikan. Apalagi, sambung dia meningkatkan kemampuan baca Al Qur'an dapat membentuk pribadi yang lebih baik. Itu sama artinya mencetak generasi penerus bangsa yang berkarakter. "Coba ibu dan bapak lihat anak-anak kita sekarang. Mereka lebih gemar nonton sinetron daripada mengaji," ujarnya. Padahal, tutur politisi PPP ini sejak jaman dulu kebiasaan mengaji dilakukan setiap malam hari. Membaca Al-Qur'an sebagai bagian dari kehidupan anak-anak di jaman itu. Bahkan ada sanksi jika tidak ikut pengajian. Tak cukup itu saja, Ketua Umum PPP ini pun mengakui ada pergeseran cara mendidik anak yang terjadi.

Tak sedikit keluarga yang kurang memperhatikan pendidikan agama di lingkungan internalnya. "Ada kan keluarga yang lebih senang membicarakan gosip-gosip di televisi. Kan itu tak bermanfaat, lebih baik mendalami Al Qur'an di keluarga," ungkapnya. Mendorong penguatan membaca Al Qur'an tersebut, Menteri Agama menyatakan telah digelontorkan program Magrib Mengaji. Yaitu kegiatan yang mengajak masyarakat membiasakan kembali mengaji setelah sholat Magrib. Dia mengakui kegiatan ini sangat berkaitan dengan dukungan masyarakat. Karena program ini banyak tantangannya, antara lain tayangan televisi yang terkadang lebih menarik saat jelang malam. Sehingga orang tua, anak muda dan pelajar pun lebih tertarik melihat televisi.

"Belum lagi tantangan lainnya. Jadi ini butuh dorongan bersama. Musti dilaukan secara massif," paparnya. Ketua majelis zikir, Habib Syekh Abdulkadir Assegaf menambahkan usulan membaca Al Quran dalam ujian nasional memang sangat penting. Bukan hanya memberikan penguatan pada generasi muslim terkait membaca Al Qur'an, tetapi juga menumbuhkan spirit Islami. Dengan itulah, dia berharap pemerintha dapat menambah materi ujian nasional dengan membaca Al Qur'an. Agar nilai yang dihasilkan dalam ujian itu lebih sempurna. "Saya yakin yang demo-demo dan ngerusak itu nggak baca Al Qur'an. Karena waktu UN nya tidak ada materi membaca Al Quran," ungkapnya dihadapan ribuan jamaah. (gito/riko)

Nasional Lainnya Lihat Semua

Berita Lainnya Lihat Semua