Opini

Kemanusiaan Melampaui Perbedaan

M Fuad Nasar

M Fuad Nasar

Pejuang kemerdekaan dan mantan Menteri Luar Negeri RI yang pernah menjabat Duta Besar untuk Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) almarhum Dr. H. Roeslan Abdulgani mengungkapkan bahwa tidak dapat dibantah bahwa masalah Palestina adalah masalah yang paling tragis sejak permulaan abad ke-20. Suatu bangsa yang tak berdosa diteror dan diusir dari tanah airnya sendiri oleh kekuatan-kekuatan asing, yang ingin membangun di Timur Tengah suatu pangkalan politik dan militer untuk memecah-belah Nasionalisme Arab dan untuk membendung kebangkitan Islam.

Pernyataan di atas disampaikan Cak Roeslan dalam Seminar memperingati Hari Solidaritas Internasional untuk Rakyat Palestina yang disponsori UNIC Jakarta dan Panitia Indonesia Pembantu Pembebasan Palestina dan Masjidil Aqsha tahun 1987.

Palestina adalah negara yang sah, tetapi sebagian wilayahnya diduduki Israel. Negara Israel diproklamirkan di daerah Palestina semenjak 1949. Israel tak pernah berhenti memperluas wilayahnya. Pertempuran yang membawa kekalahan beberapa kali terjadi di pihak Palestina. Kecurigaan dan kabar bohong (hoax) sangat cepat memancing aksi kekerasan sehingga makin memperkeruh situasi konflik.

Sesuai sunnatullah di dunia ini tak ada yang abadi dan langgeng, kecuali ketidakabadian itu sendiri. Sekian dekade yang lampau Yasser Arafat (1929 - 2004) simbol perjuangan rakyat Palestina menghadapi zionis Israel kepada sahabatnya dari Indonesia Drs. H. Lukman Harun mengatakan kapan berakhirnya perjuangan pembebasan Palestina terserah kepada Allah. Mungkin 10, 20, 100 ataupun 1000 tahun. Pokoknya rakyat Palestina akan berjuang terus dari satu generasi ke generasi sampai terwujudnya negara Palestina.

Indonesia tak pernah lelah mendukung perjuangan bangsa Palestina. "Selama kemerdekaan bangsa Palestina belum diserahkan kepada orang-orang Palestina, selama itulah bangsa Indonesia berdiri menentang penjajahan Israel." tegas Presiden Pertama Republik Indonesia Soekarno.

Penghargaan dan perlindungan kemanusiaan ternistakan selama puluhan tahun konflik Palestina dan Israel. Dalam perspektif Hak Asasi Manusia (HAM), hak untuk hidup adalah hak setiap manusia yang tidak boleh dihilangkan dalam situasi apa pun. Orang bijak mengatakan, cacing sekali pun kalau diinjak pasti melawan.

Dari sudut teo-antroposentris, Israel mungkin tidak menyadari bahwa yang mereka lakukan sebetulnya menentang kitab sucinya sendiri. Tidak ada hak suatu bangsa untuk menghukum dan bertindak sewenang-wenang kepada bangsa lain karena rasa chauvinisme yang sempit.

Konflik Palestina dan Israel yang berbalut kekerasan, teror dan pemboman, menjadi ancaman serius hak hidup warga Palestina. Banyak pihak menuding Israel tengah melakukan ethnic cleansing terhadap warga Palestina di Gaza demi menguasai wilayah Gaza. Ketika Israel menyerang balik ke Palestina dengan dalih menghancurkan tempat-tempat persembunyian dan markas Hamas, tetapi justru menyasar pemukiman padat penduduk, masjid dan rumah sakit. Rumah Sakit Baptis di Gaza juga menjadi sasaran serangan udara Israel.

Rumah Sakit Indonesia di Gaza, dibangun oleh MER-C (Medical Emergency Rescue Committee) sesuai cita-cita perjuangan kemanusiaan almarhum dr. Joserizal Jurnalis dengan dana sumbangan masyarakat Indonesia sejak 2010, terpaksa berhenti beroperasi akibat kerusakan pasca serangan Israel dan terputusnya pasokan peralatan medis di tengah membludaknya pasien. Serangan udara pasukan Israel dan ledakan bom merusak Wisma Indonesia dr. Yoserizal Jurnalis di Gaza, tempat tinggal para relawan kemanusiaan.

Semenjak serangan Israel 7 November hingga 14 November 2023 korban jiwa Palestina di Gaza dan Tepi Barat telah mencapai 11.260 orang tewas, sementara korban luka mencapai 30.000 orang. Dua per tiga korban jiwa adalah perempuan dan anak-anak. Genosida tentara Israel ke Palestina juga menyasar para jurnalis yang bertugas di Gaza. Sejauh ini dilaporkan 36 orang jurnalis telah tewas dalam insiden tersebut, tiga di antaranya jurnalis Israel.

Masyarakat dunia menyaksikan kejahatan perang modern yang mengakibatkan gugurnya ribuan manusia, anak-anak yang tak berdosa, jutaan pengungsi, cacat permanen korban yang masih hidup, pemutusan aliran listrik dan air, dan tindakan memblokade bantuan kemanusiaan di wilayah konflik. Kemerosotan nilai-nilai kemanusiaan terjadi secara kasat mata.

Setelah pendekatan diplomasi dan wibawa hukum internasional seolah tidak berdaya, pendekatan kemanusiaan menjadi harapan terakhir untuk menghentikan kekerasan Israel terhadap warga sipil Palestina. Kesadaran kemanusiaan harus bicara dan memberikan daya penglihatan yang jernih terhadap ketidakadilan.

Dalam kubu perjuangan bangsa Palestina sendiri timbul faksi-faksi militan yang tidak bersatu. Pada skala yang lebih besar negara Israel dipandang musuh oleh sebagian negara di Timur Tengah dan dipandang kawan oleh sebagian lainnya. Persoalan hilir kadang diributkan dan membuat lupa persoalan hulu yang lebih besar. Konflik Palestina dan Israel menjadi masalah internasional yang mutidimensi.

Keprihatinan global dan hati nurani umat manusia sepakat mendukung penghentian peperangan, penghentian genosida oleh pasukan Israel terhadap bangsa Palestina serta pembebasan kompleks tempat suci Masjid Al-Aqsa di kota tua Yerusalem. Kota Gaza tempat kelahiran Imam Syafii (150H/767M - 204 H/819 M) itu kini sebagian kemegahan bangunannya telah porak-poranda akibat perang dan agresi Israel.

Pada tanggal 11 November 2023 dilangsungkan Konperensi Tingkat Tinggi (KTT) Luar Biasa Organisasi Kerjasama Islam (OKI) di Riyadh Saudi Arabia. Delegasi Republik Indonesia dipimpin langsung oleh Presiden Joko Widodo. KTT menghasilkan pesan resolusi paling keras dalam merespons isu Palestina. Sikap Indonesia sebagaimana disampaikan dalam pidato Presiden, memandang penyelenggaraan KTT OKI tepat sekali dilakukan dan OKI harus mampu menghasilkan hal-hal yang konkret agar kekejaman Israel di Gaza dapat segera dihentikan.

Surat Edaran Menteri Agama RI Nomor 12 Tahun 2023 tentang Aksi Solidaritas dan Doa Bersama Untuk Palestina tertanggal 9 November 2023 membawa pesan moral bahwa kemanusiaan melampaui segala perbedaan. Sesuai Surat Edaran Menteri Agama, doa bersama untuk Palestina digelar oleh umat lintas agama di Tanah Air. Aksi konkret lainnya dilakukan melalui penggalangan donasi kemanusiaan untuk warga Palestina dan pengiriman bantuan ke Palestina melanjutkan yang sudah dilakukan Indonesia sejak puluhan tahun lampau.

Kepentingan menyelamatkan umat manusia adalah hukum tertinggi yang harus dihormati. Umat manusia menurut fitrahnya mendambakan dunia yang berwajah santun, damai dan tolong-menolong. Bukan dunia yang menjadi tempat paling ganas, kejam, di mana sebagian manusia bagai serigala dan pemusnah bagi manusia lainnya.

M. Fuad Nasar, mantan Sesditjen Bimas Islam. Saat ini Kepala Biro AUPK UIN Imam Bonjol Padang.


Editor: Moh Khoeron
Fotografer: Istimewa

Opini Lainnya Lihat Semua

M. Fuad Nasar (mantan Sesditjen Bimas Islam. Saat ini Kepala Biro AUPK UIN Imam Bonjol Padang)
Imsak Setelah Puasa

Keislaman Lainnya Lihat Semua