Opini

Ramadan, Bulan untuk Keluarga 

Naif Adnan  (Penyuluh Agama Islam Fungsional KUA Kec Pesanggrahan Kota Jakarta Selatan)

Naif Adnan  (Penyuluh Agama Islam Fungsional KUA Kec Pesanggrahan Kota Jakarta Selatan)

Awal bulan puasa tahun ini unik karena berbarengan dengan hari raya Nyepi dan cuti bersama. Kantor dan sekolah libur sehingga seluruh anggota keluarga bisa berkumpul, apalagi ada long weekend. Ada empat hari yang bisa digunakan untuk menyambut Ramadan dan menjalankan ibadah puasa bersama keluarga.

Menyambut Ramadan biasanya diadakan doa selamat seperti munggahan dan ziarah kubur. Menjalankan ibadah puasa bisa dilaksanakan dengan sahur, tadarus, buka puasa dan tarawih berjemaah bersama keluarga. Pemerintah juga sudah mengatur jam kerja dengan jam masuk lebih siang dan jam pulang kerja lebih cepat dengan tujuan agar umat Islam bisa lebih leluasa beribadah dengan tenang dan khusyu di bulan suci ini

Bagi yang masih hidup orang tuanya tentu bulan puasa adalah bulan yang tepat untuk merekatkan kembali hubungan keluarga yang renggang. Lebih akrab dengan anak-anak, saudara dan anggota keluarga lainnya. Hubungan keluarga itu penting dalam membangun ketahanan keluarga. Sebuah negara akan kuat jika keluarganya kuat.

Mengapa kebersamaan dalam keluarga itu penting? Karena dengan adanya kebersamaan maka hubungan baik antara anggota keluarga dimulai dari ayah dan ibu, ayah dan anak, ibu dan anak serta anak anak akan tetap terjaga. Hal ini dapat dipahami, dengan kebersamaan antara anggota keluarga maka akan tumbuh sikap dan perilaku toleransi, saling menghormati dan saling peduli satu sama lain. Sebaliknya jika tidak ada kebersamaan, maka keluarga itu akan saling acuh tak acuh, egois dan kehilangan masa-masa bersama.

Di bulan Ramadan ini ada dua waktu yang sangat penting untuk bersama keluarga yaitu waktu berbuka puasa dan waktu makan sahur. Sebuah penelitian yang dilakukan Syracuse University menyebutkan bahwa kegiatan rutin seperti makan malam bersama keluarga berhubungan erat dengan pernikahan yang lebih bahagia, meningkatkan kesehatan anak-anak dan hubungan keluarga lebih kuat.

Beberapa manfaat makan bersama keluarga diantaranya: makan bersama mendorong kebersamaan keluarga, membuat seluruh anggota keluarga merasa senang, membantu perkembangan anak di sekolahnya lebih baik, baik bagi kebutuhan nutrisi, menghemat uang dan waktu. Selain itu, makan bersama itu nikmat. Dalam Islam makan bersama itu mendatangkan berkah. Nabi Muhammad saw bersabda “hendaklah kalian makan secara bersama-sama, dan sebutlah nama Allah, maka kalian akan diberikan berkah padanya (HR. Abu Dawud)

Bagus juga misalnya untuk membangun kebersamaan dalam keluarga diatur pembagian pekerjaan di rumah. Jika ibu/istri selama bulan puasa sangat sibuk untuk menyiapkan makanan untuk buka puasa dan sahur, maka ayah/suami wajib membantu meringankan perkerjaan misalnya mencuci piring bersama anak laki-lakinya. Tidak tercela juga, apabila misalnya ayah bisa memasak untuk keluarganya. Sejauh ini penulis belum menemukan dalil tentang kewajiban memasak untuk keluarga itu diwajibkan kepada istri/ibu. Bahkan dalam kitab-kitab klasik justru kewajiban memasak dan mencuci baju itu ada di pihak suami.

Puasa untuk menahan atau mengurangi beraktivitas di luar rumah. Jika memang kesibukan luar biasa, setidaknya sempatkan waktu untuk makan bersama di kala buka puasa atau waktu sahur. Lebih banyak di rumah itu lebih baik untuk keluarga sehingga akan ada kenangan indah setiap Ramadan yang membekas di ingatan anggota keluarga.

Naif Adnan (Penyuluh Agama Islam Fungsional KUA Kec Pesanggrahan Kota Jakarta Selatan)


Editor: Indah
Fotografer: Istimewa

Tags:

Opini Lainnya Lihat Semua

M. Fuad Nasar (mantan Sesditjen Bimas Islam. Saat ini Kepala Biro AUPK UIN Imam Bonjol Padang)
Imsak Setelah Puasa

Keislaman Lainnya Lihat Semua