Pojok Gusmen

Ka'bah, Raudhah, dan Doa untuk Negeri

Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas di pintu Ka'bah, Makkah, Selasa (9/1/2024)

Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas di pintu Ka'bah, Makkah, Selasa (9/1/2024)

Dada ini berdegup kencang kala kaki menjejak di lantai marmer dingin yang berada di dalam Ka'bah, Baitullah. Sungguh, ini rasa istimewa yang belum pernah saya rasakan sebelumnya. Tak bisa dilukiskan dengan kata-kata. Maha Suci Allah yang telah memberikan kesempatan saya untuk datang ke rumah-Nya.

Tak pernah terbayangkan bisa mendapat kesempatan ini. Meskipun, beberapa kali saya kerap berseloroh ke Menteri Haji dan Umrah Arab Saudi Tawfiq F. Al-Rabiah, ingin masuk ke dalam Ka'bah bukan hanya Tawaf mengitarinya. Permintaan ini kerap ditanggapi sahabat saya itu dengan anggukan, diiringi ucapan InsyaAllah.

Maka wajar, bila air mata ini tak mampu terbendung kala akhirnya harapan itu bisa mewujud. Ini menjadi kado paling istimewa di usia saya yang baru saja menginjak 49 tahun sepekan lalu. MasyaAllah.

Bersama 20 Menteri Agama lain dari berbagai negara, saya bersimpuh di rumah Allah. Lima belas menit yang kami punya, terasa begitu berharga. Bergantian, kami melaksanakan Salat Sunah Mutlak di empat sisi Ka'bah. Di sana, kami mengadu dan meminta kepada Allah, Rabb semesta alam.

Bersama derasnya air mata, tertumpah juga segala pinta dan doa. Saya panjatkan semua hajat dan doa, untuk seluruh sahabat, keluarga, dan juga negara Indonesia tercinta. Di tempat yang sama, dahulu Nabi Ibrahim juga mendoakan negerinya.

Rabbij’al haadzaa baladan aaminan warzuq ahlahuu minats tsamaraati man aamana minhum billaahi wal yaumil aakhir

Artinya: “Ya Tuhanku, jadikanlah (negeri Makkah) ini negeri yang aman dan berilah rezeki berupa buah-buahan (hasil tanaman, tumbuhan yang bisa dimakan) kepada penduduknya, yaitu orang yang beriman di antara mereka kepada Allah dan hari Akhir.” (QS. Al-Baqarah [2]: 126).

Jelang tengah malam waktu Arab Saudi, kami menuntaskan ziarah ke Baitullah ini dengan berdoa di Rukun Yamani, Hajar Aswad, dan Hijr Ismail.

Selang sehari, saya bergeser ke Madinah. Di sini, lagi-lagi Allah menunjukkan kekuasaannya. Biidznillah, saya mendapatkan kesempatan untuk bersimpuh di Raudhah, Taman Surga di Masjid Nabawi.

Ini bukan kali pertama saya berada di sini. Tapi selalu saja ada rasa spiritualitas yang berbeda jika berkunjung ke Raudhah. Rasa kian membuncah seiring dengan shalawat yang terpanjat. Allahumma shalli 'ala sayyidina Muhammad.

Lagi-lagi, di Raudhah saya panjatkan doa untuk seluruh sahabat, keluarga, dan juga negara Indonesia tercinta. Doa untuk negeri tak pernah saya lupakan, sebagaimana juga telah dicontohkan Rasulullah Muhammad SAW. Beliau berdoa untuk keberkahan Kota Madinah, sebagai berikut:

Allahumma inna ibrahima kanaabdaka wa kholilaka da’a li ahli makkata bil barakati wa ana muhammadun ‘abduka wa rosuluka ad’uka li ahlil madinati an tubarik lahum fi muddihim wa sho’ihim mitslai ma barokta li ahli makkata ma’al barokati barokataini.

Artinya: “Ya Allah,sesungguhnya Ibrahim adalah hamba dan kekasihmu dia berdoa memohon kepada-Mu keberkahan untuk penduduk Makkah, dan aku Muhammad adalah hamba dan utusanmu dan aku berdoa untuk penduduk Madinah, berkahilah mereka dalam mud dan sha’ mereka sebagaimana Engkau telah berkahi penduduk Makkah satu keberkahan berlipat menjadi dua keberkahan.”


Editor: Moh Khoeron
Fotografer: Istimewa

Pojok Gusmen Lainnya Lihat Semua

Lainnya Lihat Semua